Badung (Antara Bali) - Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung melakukan persembahyangan dalam upacara Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Agung Pucak Mangu, Kecamatan Petang, Selasa.
Persembahyangan itu dilakukan bersama Wakil Bupati Badung, I Made Sudiana, dan Sekretaris Daerah, Kompyang R Swandika beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Badung untuk memohon kesejahteraan dan keseimbangan alam di daerah itu.
Upacara yang merupakan bagian dari karya Piodalan, Mepedudusan Agung, Mapeselang, Mapedana, Medasar Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Penataran Agung Pucak Mangu yang puncaknya dilaksanakan pada tanggal 8 November 2014 juga dihadiri Ketua DPRD Badung, Nyoman Giri Prasta, Wakil DPRD Badung, Made Sunarta, Ketua TP PKK badung, Nyonya ratna Gde Agung, Ketua Dharma Wanita Persatuan, Nyonya Kompyang R Swandika, Ketua Gatriwara, Nyonya Giri Prasta, Ketua Harian WHDI, semeton Puri Ageng Mengwi serta masyarakat pengempon pura.
Upacara Tawur Balik Sumpah Utama Pura Penataran Agung Pucak Mangu dipuput oleh tri sadaka (Siwa, Bodha dan Bhujangga) yakni untuk Siwa dipuput oleh Ida Pedanda Mandara Pemaron dari Griya Kesuma Yati Yang Batu, untuk Bodha oleh Ida Pedanda Gede Giri Jelantik dari Griya Gunung Sari Peliatan dan Bhujangga oleh Ida Resi Bujangga Somya Waisnawa dari Griya Santika.
Ketua Harian PHDI Badung, I Nyoman Sukada disela-sela kegiatan mengatakan, Pura Penataran Agung Pucak Mangu dibangun pada tahun saka 1754 oleh Cokorde Nyoman Munggu atau yang sering disebut Cokorda Nyoman Mayun dari Puri Ageng Mengwi dan merupakan Sad Kahyangan dan juga termasuk kahyangan jagat.
"Berdasarkan Purana Pura Pucak Mangu, pelaksanaan upacara piodalan di Pura Pucak Mangu dilaksanakan purnamaning sasih ke-5 dengan tingkatan upacara mepedudusan agung, mapeselang tawur balik sumpah utama dan padanan," ujarnya.
Menurut dia, maksud dari upacara tawur balik sumpah itu adalah memohon kehadapan Hyang Widhi dengan manifestasinya yakni Sang Hyang Sangkara, Sang Hyang Danawa dan Sang Hyang Manik Kumawang agar beliau berkenan memberikan kesejahteraan serta kerahayuan jagat lahir bhatin serta terwujudnya keseimbangan alam. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Persembahyangan itu dilakukan bersama Wakil Bupati Badung, I Made Sudiana, dan Sekretaris Daerah, Kompyang R Swandika beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Badung untuk memohon kesejahteraan dan keseimbangan alam di daerah itu.
Upacara yang merupakan bagian dari karya Piodalan, Mepedudusan Agung, Mapeselang, Mapedana, Medasar Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Penataran Agung Pucak Mangu yang puncaknya dilaksanakan pada tanggal 8 November 2014 juga dihadiri Ketua DPRD Badung, Nyoman Giri Prasta, Wakil DPRD Badung, Made Sunarta, Ketua TP PKK badung, Nyonya ratna Gde Agung, Ketua Dharma Wanita Persatuan, Nyonya Kompyang R Swandika, Ketua Gatriwara, Nyonya Giri Prasta, Ketua Harian WHDI, semeton Puri Ageng Mengwi serta masyarakat pengempon pura.
Upacara Tawur Balik Sumpah Utama Pura Penataran Agung Pucak Mangu dipuput oleh tri sadaka (Siwa, Bodha dan Bhujangga) yakni untuk Siwa dipuput oleh Ida Pedanda Mandara Pemaron dari Griya Kesuma Yati Yang Batu, untuk Bodha oleh Ida Pedanda Gede Giri Jelantik dari Griya Gunung Sari Peliatan dan Bhujangga oleh Ida Resi Bujangga Somya Waisnawa dari Griya Santika.
Ketua Harian PHDI Badung, I Nyoman Sukada disela-sela kegiatan mengatakan, Pura Penataran Agung Pucak Mangu dibangun pada tahun saka 1754 oleh Cokorde Nyoman Munggu atau yang sering disebut Cokorda Nyoman Mayun dari Puri Ageng Mengwi dan merupakan Sad Kahyangan dan juga termasuk kahyangan jagat.
"Berdasarkan Purana Pura Pucak Mangu, pelaksanaan upacara piodalan di Pura Pucak Mangu dilaksanakan purnamaning sasih ke-5 dengan tingkatan upacara mepedudusan agung, mapeselang tawur balik sumpah utama dan padanan," ujarnya.
Menurut dia, maksud dari upacara tawur balik sumpah itu adalah memohon kehadapan Hyang Widhi dengan manifestasinya yakni Sang Hyang Sangkara, Sang Hyang Danawa dan Sang Hyang Manik Kumawang agar beliau berkenan memberikan kesejahteraan serta kerahayuan jagat lahir bhatin serta terwujudnya keseimbangan alam. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014