Singaraja (Antara Bali) - DPRD Buleleng akan memanggil kepala dinas kesehatan dan kepala dinas peternakan terkait munculnya kasus rabies yang menyebabkan meninggalnya sejumlah warga di wilayah utara Pulau Dewata itu.

"Kasus ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan akan kami panggil kepala kedua dinas tersebut untuk menjelaskan permasalahan ini sambil berkordinasi mencari solusi dari permasalahan habisnya persediaan VAR di Buleleng," ujar Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan di Singaraja, Minggu.

Sukrawan mengemukakan hal itu saat menjenguk korban Kadek Suparsa Yasa (5), warga Dusun Bubunan, Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, yang meninggal dunia akibat tidak mendapatkan vaksin antirabies setelah tergigit anjing dua bulan lalu.

Ia mengatakan bahwa permasalahan rabies seharusnya disikapi juga oleh Pemerintah Provinsi Bali karena penyakit ini sudah menjadi masalah yang bersifat global di pulau tujuan wisata internasional ini dan terjadi secara menyeluruh di Bali.

Pihaknya berjanji akan melakukan kordinasi dengan Pemerintahan Provinsi Bali untuk mencari solusi terkait permasalahan rabies yang saat ini mulai marak di Buleleng.

Sukrawan mengaku gerah melihat kinerja kedua dinas terkait masalah rabies tersebut yang sampai saat ini belum mengedepankan solusi, padahal sudah ada sejumlah korban meninggal, khususnya dari kalangan ekonomi lemah akibat tidak bisa memebeli vaksin antirabies.

Selain melakukan kordinasi, dia mengaku juga akan meminta pertanggungjawaban kepada dinas kesehatan terkait kekosongan VAR yang saat ini terjadi di RSUD Singaraja dan beberapa tempat yang ditunjuk untuk menyediakan vaksin antirabies.

"Ini bermasalah dengan banyaknya calon korban yang menunggu waktu kematian akibat terinveksi rabies, baik langsung yang terkena gigitan maupun terkena lendir dari penderita rabies," katanya.

Dari kejadian terakhir yang menewaskan Suparsa yang masih balita, lanjutnya, juga sudah menularkan penyakit rabies ke orang lain yang membantu membersihkan air liur korban saat menjelang kematian.

"Di rumah korban balita meninggal rabies saja sudah satu orang, belum lagi masyarakat di Desa Lokapaksa yang beberapa waktu lalu juga lebih dari enam orang diduga terinfeksi akibat terkena muntahan dari orang yang mati akibat rabies. Ini betul-betul tidak bisa dibiarkan," ucap politisi asal PDIP ini.

Mengenai solusi dari DPRD, ia mengaku masih akan mendengarkan klarifikasi dari kedua dinas terkait dalam pemanggilan yang akan dilangsungkan Senin (23/8).(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010