Wina (Antara Bali) - Ilmuwan dari University of Graz di Austria pekan ini mencatat satu letusan paling kuat radiasi Matahari, yang terjadi selama 10 tahun belakangan sehingga mengakibatkan gangguan radio.

Letusan tersebut dicatat oleh Kanzelhoehe Observatory di Universitas itu. Para ilmuwan mengatakan, letusan energi dari matahari dapat mengakibatkan gangguan pada medan magnet Bumi, sehingga mempengaruhi sistem teknik di Bumi dan antariksa.

Letusan matahari, seperti penyemburan massa korona dan menarik energinya dari medan kuat magnet pada bintik Matahari, demikian laporan yang dikutip Xinhua.

Kepala Observatorium Austria Astrid Veronig mengemukakan, kelompok bintik Matahari saat ini yang menghadap ke Bumi dan berada di bagian selatan Matahari memiliki diameter 125.000 kilometer. Bintik itu sangat besar sehingga dapat dilihat tanpa orang menggunakan teleskop.

Namun, lembaga tersebut menyatakan, hal itu tetap saja cuma separuh dari ukuran total bintik Matahari yang tercatat Oktober 2013, masa yang ditandai oleh kemunculan ekstrem pijarnya yang muncul pada aurora yang dilihat dari Austria sekalipun.

Para ilmuwan tersebut menambahkan, gangguan lain pada medan magnet Bumi melalui gejolak cuaca antariksa mungkin masih terjadi lagi dalam beberapa pekan ke depan.

Fenomena alam mengenai letusan Matahari juga terpantau Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada awal tahun ini. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014