Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana belajar kebersihan, khususnya dalam penanganan sampah ke Kota Surabaya, Jawa Timur, dengan mengirimkan 20 pegawai kebersihan ke kota tersebut.
"Kami kesana hari sabtu lalu. Surabaya dipilih, karena pemerintah kota ini sudah diakui hebat dalam mengelola kebersihan, termasuk penanganan terhadap sampah," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Pertamanan (LHKP) Jembrana, Wayan Darwin, di Negara, Senin.
Selain masalah sampah, ia mengatakan, pihaknya juga belajar menata dan memelihara taman dengan melihat langsung Taman BUngkulan, yang diakuinya sebagai salah satu taman terbaik di Asia.
"Kami juga memantau cara kerja petugas kebersihan di sepanjang jalan Kota Surabaya. Kami perhatikan cara kerja, termasuk peralatan yang mereka bawa," ujarnya.
Di kota tersebut, katanya, ia diterima Kepala Sub Bagian Tata Usaha Umum Dan Kepegawaian, Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surabaya, Wisnu, yang menjelaskan banyak hal teknis terkait sistem pengelolaan kebersihan, sampah termasuk pegawainya.
Dari Wisnu, rombongan asal Kabupaten Jembrana ini mendapatkan penjelasan, di kota tersebut tenaga kebersihan dibagi menjadi tiga shif, masing-masing bekerja 24 jam.
"Jadi disana, 24 jam ada tenaga kebersihan. Karena wilayahnya luas, petugas kebersihan dibagi menjadi enam wilayah," katanya.
Dalam bekerja, menurutnya, petugas di Surabaya dilarang pindah dari wilayah yang sudah ditentukan, serta harus bekerja sesuai jam yang ditentukan.
"Kalau peralatannya sebenarnya sama, cuma pola kerjanya yang berbeda. Disana, petugas penyapu sampah ya hanya melakukan tugas itu, sementara yang mengambil sampah pada petugas lainnya," ujarnya.
Untuk mengawasi petugas di lapangan, ia mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya memiliki aplikasi teknologi, yang dapat mendeteksi mobilisasi petugas, armada mobil kebersihan hingga bahan bakar yang digunakan.
Menurutnya, Pemkot Surabaya siap untuk memberikan Pemkab Jembrana aplikasi tersebut secara gratis, namun dengan perjanjian tertentu.
"Pengawasan terhadap warga juga dilakukan petugas khusus, yang memastikan Perda tentang kebersihan benar-benar dijalankan," katanya.
Pelajaran lainnya yang diperoleh petugas kebersihan dari Jembrana, adalah sistem penebangan maupun pemangkasan pohon perindang pinggir jalan, yang harus mendapatkan izin dari instansi terkait.
Setelah pulang dari Surabaya, ia mengaku, segera akan menerapkan ilmu yang sudah diperoleh, salah satunya melarang petugas kebersihan berangkat ke lokasi dengan membawa sepeda motor sendiri.
"Mobilisasi armada maupun petugas akan kami tertibkan. Salah satunya, petugas akan kami antar dengan mobil dan diturunkan di lokasi tugas masing-masing, tidak boleh berangkat sendiri seperti saat ini," katanya.
Sementara Bupati Jembrana, I Putu Artha mengatakan, petugas kebersihan yang sudah belajar ke Surabaya ini harus menularkan ilmu yang diperolehnya, ke rekan kerjanya yang lain, termasuk masyarakat.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami kesana hari sabtu lalu. Surabaya dipilih, karena pemerintah kota ini sudah diakui hebat dalam mengelola kebersihan, termasuk penanganan terhadap sampah," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan Dan Pertamanan (LHKP) Jembrana, Wayan Darwin, di Negara, Senin.
Selain masalah sampah, ia mengatakan, pihaknya juga belajar menata dan memelihara taman dengan melihat langsung Taman BUngkulan, yang diakuinya sebagai salah satu taman terbaik di Asia.
"Kami juga memantau cara kerja petugas kebersihan di sepanjang jalan Kota Surabaya. Kami perhatikan cara kerja, termasuk peralatan yang mereka bawa," ujarnya.
Di kota tersebut, katanya, ia diterima Kepala Sub Bagian Tata Usaha Umum Dan Kepegawaian, Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surabaya, Wisnu, yang menjelaskan banyak hal teknis terkait sistem pengelolaan kebersihan, sampah termasuk pegawainya.
Dari Wisnu, rombongan asal Kabupaten Jembrana ini mendapatkan penjelasan, di kota tersebut tenaga kebersihan dibagi menjadi tiga shif, masing-masing bekerja 24 jam.
"Jadi disana, 24 jam ada tenaga kebersihan. Karena wilayahnya luas, petugas kebersihan dibagi menjadi enam wilayah," katanya.
Dalam bekerja, menurutnya, petugas di Surabaya dilarang pindah dari wilayah yang sudah ditentukan, serta harus bekerja sesuai jam yang ditentukan.
"Kalau peralatannya sebenarnya sama, cuma pola kerjanya yang berbeda. Disana, petugas penyapu sampah ya hanya melakukan tugas itu, sementara yang mengambil sampah pada petugas lainnya," ujarnya.
Untuk mengawasi petugas di lapangan, ia mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya memiliki aplikasi teknologi, yang dapat mendeteksi mobilisasi petugas, armada mobil kebersihan hingga bahan bakar yang digunakan.
Menurutnya, Pemkot Surabaya siap untuk memberikan Pemkab Jembrana aplikasi tersebut secara gratis, namun dengan perjanjian tertentu.
"Pengawasan terhadap warga juga dilakukan petugas khusus, yang memastikan Perda tentang kebersihan benar-benar dijalankan," katanya.
Pelajaran lainnya yang diperoleh petugas kebersihan dari Jembrana, adalah sistem penebangan maupun pemangkasan pohon perindang pinggir jalan, yang harus mendapatkan izin dari instansi terkait.
Setelah pulang dari Surabaya, ia mengaku, segera akan menerapkan ilmu yang sudah diperoleh, salah satunya melarang petugas kebersihan berangkat ke lokasi dengan membawa sepeda motor sendiri.
"Mobilisasi armada maupun petugas akan kami tertibkan. Salah satunya, petugas akan kami antar dengan mobil dan diturunkan di lokasi tugas masing-masing, tidak boleh berangkat sendiri seperti saat ini," katanya.
Sementara Bupati Jembrana, I Putu Artha mengatakan, petugas kebersihan yang sudah belajar ke Surabaya ini harus menularkan ilmu yang diperolehnya, ke rekan kerjanya yang lain, termasuk masyarakat.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014