Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 911.000 dolar AS dari pengapalan aneka jenis kerajinan berbahan baku batu, gips dan semen selama Agustus 2014.

"Perolehan devisa sebesar itu meningkat 16,29 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya 783.000 dolar AS. Namun, devisa itu menurun 3,10 persen dibanding bulan sebelumnya, Juli 2014 yang mencapai 940.000 dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar, di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan hasil kerajinan yang menonjolkan unsur seni paling banyak diekspor ke Amerika Serikat yang mencapai 25,19 persen, menyusul ke Australia 11,93 persen, Jepang 5,02 persen dan Singapura 0,25 persen.

Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 0,07 persen, Thailand 2,64 persen, Inggris 1,54 persen, Belanda 5,11 persen, Perancis 9,40 persen dan Brazil 6,20 persen.

Sedangkan 32,64 persen sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya, karena cindera mata hasil sentuhan tangan-tangan terampil dari bahan baku batu itu sangat diminati konsumen mancanegara.

Panasunan Siregar menambahkan, cindera mata dari bahan baku batu, gips dan semen yang dihasilkan perajin dan seniman Bali antara lain aneka jenis patung yang dibuat dari bahan batu padas.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat ekspor batu padas yang menonjolkan unsur seni cukup diminati konsumen luar negeri antara lain batu padas yang mampu menghasilkan 6,91 juta dolar AS selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014.

Perolehan itu melonjak 44,98 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 4,76 juta dolar AS. Sementara dari segi volume meningkat 39,69 persen dari 6,22 juta unit pada tujuh bulan pertama 2013 menjadi 8.69 juta unit pada kurun waktu yang sama 2014.

Kerajinan batu padas itu mampu memberikan kontribusi 2,30 persen dari total ekspor Bali yang mencapau 300,95 juta dolar AS, meningkat 4,16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 288,93 juta dolar AS.

Seni kerajinan ukir batu padas sebagian besar ditekuni masyarakat di Desa Silakarang, Kecamatan Ubud, dan Batubulan Kabupaten Gianyar, Bali.

Keterampilan mengukir untuk menghasilkan sebuah karya seni dari bahan baku batu padas itu diwarisi masyarakat setempat secara turun temurun yang hingga kini tetap lestari. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014