Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 24 mahasiswa mancanegara mulai mengikuti kegiatan perkuliahan pada dua fakultas di lingkungan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

"Kegiatan perkuliahan dalam program Dharmasiswa itu diawali dengan orientasi, seminar, dan workshop selama dua hari," kata Rektor ISI Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar M.Hum di Denpasar, Kamis.

Pada hari pertama, kegiatan mahasiswa asing adalah seminar yang menampilkan empat pembicara yakni dua pembicara dari luar negeri dan dua pembicara dosen setempat.

Dua pembicara luar negeri yakni Brent. C. Talbot PhD dari Gettysburg College Sunderman Conservatory of Music dan Edward Walter Herbsts PhD dari Hunter College City University of New York.

Untuk dua pembicara lokal adalah Dr I Gusti Ayu Srinatih SST M.Si dan Ni Ketut Dewi Yulianti SS. M.Hum.

Pada hari kedua, mahasiswa dari berbagai belahan dunia itu diajak mengikuti workshop lukis telur, pahat kayu, belajar rindik, dan mejejahitan (merangkai janur) di Nyuh Kuning, Perkampungan Seniman Ubud, Kabupaten Gianyar.

Acara orientasi bagi mahasiswa mancanegara itu berlanjut dengan memperkenalkan ragam permainan Indonesia seperti lomba makan kerupuk dan lomba membawa kelereng.

Seluruh mahasiswa asing sangat menikmati program perkenalan yang diselenggarakan oleh bagian kerja sama ISI Denpasar.

Salah seorang mahasiwa asing itu mengungkapkan bahwa program beasiswa dari pemerintah Indonesia dalam bentuk Dharmasiswa itu sangat berguna bagi pelajar asing, karena memberikan kesempatan bagi mereka untuk mempelajari kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Rektor ISI Denpasar Arya Sugiartha menambahkan mahasiswa asing yang melanjutkan pendidikan ke ISI Denpasar, khususnya nongelar dengan kuliah selama dua semester itu, memanfaatkan biasiswa Dharmawisata dari Pemerintah Indonesia.

ISI Denpasar sejajar dengan lembaga pendidikan tinggi seni lainnya di Indonesia dalam mendidik mahasiswa asing sejak tahun 1998-2013 atau selama kurun waktu 15 tahun berhasil mendidik 566 mahasiswa mancanegara.

Mahasiswa mancanegara itu mengikuti proses belajar mengajar di fakultas di lingkungan lembaga pendidikan tinggi seni di Pulau Dewata, namun yang paling banyak memilih Fakultas Seni Pertunjukan, baik tabuh maupun tari Bali.

Mereka mampu menguasai berbagai jenis tari maupun memainkan instrumen gamelan Bali. Dengan bekal keahlian dan kemampuan tari Bali itu mereka kembali ke negaranya.

Arya Sugiartha menjelaskan tamatan ISI Denpasar asal luar negeri setelah kembali ke negaranya, mengembangkan kreavifitas dalam bidang seni yakni kolaborasi tari dan gamelan Bali dengan kesenian atau musik yang berhaluan barat.

Sebagian alumnus ISI warga negara asing lainnya, ada pula membuka kursus dan mengajarkan tari Bali kepada masyarakat di negara asalnyanya.

"Kondisi demikian berdampak positif terhadap pelestarian dan pengembangan tari, gamelan dan seni budaya Bali di mancanegara," ujar Arya Sugiartha. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014