Negara (Antara Bali) - Bencana kebakaran di Kabupaten Jembrana meningkat, mencapai duapuluh kejadian dalam tempo sepuluh bulan terakhir.

Data yang dihimpun dari Seksi Pemadam Kebakaran, Kantor Satpol PP Jembrana, Senin, duapuluh musibah kebakaran yang rata-rata terjadi pada rumah warga tersebut, terjadi sejak tanggal 27 januari hingga 4 oktober.

"Kebakaran paling besar terjadi di Pasar Pekutatan beberapa waktu lalu. Terakhir, pada tanggal 4 oktober lalu, pabrik dupa di Kelurahan Dauhwaru juga terbakar," kata Wijaya Negara, salah seorang petugas kebakaran.

Menurutnya, hubungan pendek arus listrik menjadi faktor utama penyebab kebakaran, termasuk yang menimpa beberapa rumah warga.

Selain itu, katanya, musim kemarau yang cukup panjang, juga membuat api dengan cepat membesar, apalagi jika kebetulan disertai dengan tiupan angin kencang.

Seringnya bencana kebakaran terjadi di Kabupaten Jembrana ini, mendapatkan perhatian dari Bupati I Putu Artha, yang dalam beberapakali kesempatan mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati, baik terkait pemasangan instalasi listrik maupun hal-hal yang bisa memicu kebakaran.

"Kalau keluar rumah, pastikan api di dapur sudah padam, termasuk jangan sembarangan menaruh dupa menyala saat sembahyang. Instalasi listrik seharusnya juga menggunakan kabel standar PLN, sehingga tidak gampang terjadi hubungan arus pendek, yang sering menjadi pemicu kebakaran," katanya.

Terjadinya hubungan arus pendek listrik yang memicu kebakaran besar, salah satunya terjadi pada Pasar Pekutatan, yang menyebabkan kerugian miliaran rupiah.

Dari penyelidikan yang dilakukan polisi, banyak pedagang yang memasang sambungan listrik dengan menggunakan kabel seadanya, sehingga rawan terjadi hubungan arus pendek.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014