Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 75 ekor anjing yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali teridentifikasi positif rabies sejak Januari hingga September 2014.

Jumlah tersebut yang tercatat di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali sehingga pihaknya terus menggalakkan vaksinasi dan pemantauan secara terus menerus atau "surveillance" melalui pengambilan sampel untuk dilakukan uji laboratorium.

"Data kasus anjing yang positif rabies tersebut terhitung mulai Januari-September 2014 dengan jumlah yang tercatat sebanyak 75 ekor," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali drh Nata Kesuma di Denpasar, Selasa.

Dari data tersebut jumlah anjing yang terindikasi rabies mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan jumlah total sebanyak 44 ekor sehingga dalam waktu dekat akan terus mengupayakan melakukan vaksinasi masal tahap V.

Nata Kusuma menjelaskan bahwa pada bulan Januari - September 2014 tercatat anjing yang teridentifikasi positif rabies terbanyak di Kabupaten Jembrana 19 ekor, Buleleng (16), Karangasem (11), Klungkung (7), Gianyar (6), Tabanan (6), Bangli (6).

"Sedangkan untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Badung ditemukan anjing yang teridentifikasi positif rabies masing-masing dua ekor," ujarnya.

Ia mangatakan jumlah anjing yang teridentifikasi positif rabies tercatat paling banyak pada bulan April 2014 dengan total 15 kasus dibandingkan Januari 2014 (2), Februari (9), Maret (5), Mei (9), Juni (13), Juli (12), Agustus (10) yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali.

Ia menjelaskan bahwa tanda-tanda anjing yang terindikasi penyakit rabies dapat dilihat dari banyaknya pengeluaran air liur yang tampak pada hewan (hipersalivasi) tersebut.

"Selain itu biasanya anjing yang tampak pendiam kemudian menjadi sangat agresif, dan takut melihat air juga menjadi tanda anjing tersebut mengidap rabies," ujarnya.

Sebelumnya Bali dinyatakan bebas dari penyakit rabies tahun 2007. Namun, berubah menjadi daerah yang tertular penyakit anjing gila pada tahun 2008 sebanyak tujuh kasus.

Namun terus meningkat pada tahun 2010 dengan kasus anjing yang teridentifikasi positif rabies menjadi 404 kasus sehingga pihaknya langsung melakukan vaksinasi terhadap anjing yang liar dan peliharaan dirumah.

Tahun 2011 cukup efektif dengan dilakukan strategi vaksinasi tersebut sehingga temuan penyakit rabies menurun menjadi 90 kasus sampel positif pada anjing.

Pihaknya sudah melakukan upaya vaksinasi masal tahap I tahun 2010, Tahap II (2011), tahap III (2012), tahap IV (2013) dan tahap V (2014) di Pulau Bali.  (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014