Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Nyoman Suyasa mengajak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), instansi terkait dan warga masyarakat agar berusaha mematikan titik api peristiwa kebakaran di kawasan hutan lindung Kintamani.
"Saya harapkan petugas BPBD dan masyarakat sigap mengatasi lalapan api yang terus menyebar di kawasan hutan lindung tersebut," katanya di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan memang petugas kesulitan menanggulangi kobaran api, karena faktor cuaca yang kurang beruntung, dimana tiupan angin kencang dan musim kemarau serta medan terjal.
"Faktor tersebut menyulitkan tim untuk mematikan kobaran api di dalam hutan lindung itu. Jika tidak ditangani secara serius, hal tersebut akan berdampak lebih parah terhadap lingkungan sekitar," ucap politikus Partai Gerindra itu.
Menurut dia, langkah yang harus dilakukan untuk bisa memadamkan kobaran api adalah kerja sama antara petugas BPBD, instansi terkait serta masyarakat setempat.
"Bila usaha itu dilakukan antara petugas BPBD dan instansi terkait serta warga setempat, mudah-mudahan kobaran api yang melalap hektare hutan lindung itu dapat diatasi," katanya.
Sebelumnya, diberitakan peristiwa kebakaran kembali melanda kawasan hutan di Kintamani, Kabupaten Bangli. Sedikitnya ada dua titik hutan yakni di kawasan hutan Munduk Trunyan dan di Munduk Bila, Desa Sukawana.
Kebakaran hutan yang terjadi di hutan Munduk Trunyan pertama kali diketahui sejak Minggu (21/9). Lokasi kebakaran berada pada daerah yang terjal dan sulit untuk dijangkau. Hal itu membuat tim yang terdiri dari BPBD Bangli, Polsek, Koramil Kintamani, KPH Bali Timur dan RPH hanya bisa melakukan pemantauan.
Selain di kawasan hutan Munduk, Trunyan, kebakaran juga terjadi di kawasan hutan di Munduk Bila Desa Sukawana, Kintamani. Kebakaran terjadi pada Minggu (21/9) sekitar pukul 19.00 Wita. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Saya harapkan petugas BPBD dan masyarakat sigap mengatasi lalapan api yang terus menyebar di kawasan hutan lindung tersebut," katanya di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan memang petugas kesulitan menanggulangi kobaran api, karena faktor cuaca yang kurang beruntung, dimana tiupan angin kencang dan musim kemarau serta medan terjal.
"Faktor tersebut menyulitkan tim untuk mematikan kobaran api di dalam hutan lindung itu. Jika tidak ditangani secara serius, hal tersebut akan berdampak lebih parah terhadap lingkungan sekitar," ucap politikus Partai Gerindra itu.
Menurut dia, langkah yang harus dilakukan untuk bisa memadamkan kobaran api adalah kerja sama antara petugas BPBD, instansi terkait serta masyarakat setempat.
"Bila usaha itu dilakukan antara petugas BPBD dan instansi terkait serta warga setempat, mudah-mudahan kobaran api yang melalap hektare hutan lindung itu dapat diatasi," katanya.
Sebelumnya, diberitakan peristiwa kebakaran kembali melanda kawasan hutan di Kintamani, Kabupaten Bangli. Sedikitnya ada dua titik hutan yakni di kawasan hutan Munduk Trunyan dan di Munduk Bila, Desa Sukawana.
Kebakaran hutan yang terjadi di hutan Munduk Trunyan pertama kali diketahui sejak Minggu (21/9). Lokasi kebakaran berada pada daerah yang terjal dan sulit untuk dijangkau. Hal itu membuat tim yang terdiri dari BPBD Bangli, Polsek, Koramil Kintamani, KPH Bali Timur dan RPH hanya bisa melakukan pemantauan.
Selain di kawasan hutan Munduk, Trunyan, kebakaran juga terjadi di kawasan hutan di Munduk Bila Desa Sukawana, Kintamani. Kebakaran terjadi pada Minggu (21/9) sekitar pukul 19.00 Wita. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014