Jakarta (Antara Bali) - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera
Utara, yang sudah berulangkali menunjukkan aktivitas vulkaniknya,
kembali meletus pada Rabu pukul 13.43 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, mengatakan berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, letusan disertai dengan awan panas berguguran sejauh 2 kilometer dari puncak mengarah ke tenggara.
"Lama erupsi 907 detik. Secara visual tidak terlihat karena tertutup oleh awan," katanya.
Sutopo mengatakan dari pukul 06.00 - 12.00 WIB terjadi 44 kali gempa frekuensi rendah, 11 kali gempa hybrid, tremor menerus dan 32 kali gempa guguran.
Dia menambahkan saat ini status gunung masih Siaga (level III), aktivitas kegempaan tinggi, pembentukan dan guguran kubah lava juga masih berpotensi tinggi.
"Erupsi yang baru saja terjadi tidak menambah jumlah pengungsi yang ada," katanya.
Dia menyebutkan saat ini masih terdata 4.729 jiwa (1.440 kepala keluarga) pengungsi tersebar di 17 titik penampungan.
Hingga kini sebanyak 17.506 jiwa (5.020 KK) dari 21 desa telah dipulangkan ke rumah masing-masing, sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara sebanyak 6.179 jiwa (2.053 KK).
"Pengungsi ini oleh pemerintah disewakan rumah dan lahan untuk pertanian," katanya.
Sutopo menyebutkan tiga desa yang warganya harus direlokasi yaitu Desa Sukameriah, Desa Bekerah dan Desa Simacem masih dalam proses penyiapan lahan.
"Bupati Karo dan Gubernur Sumut saat ini masih menyiapkan lahan untuk relokasi di kawasan hutan produksi tetap Siosar di Kecamatan Merek Kabupaten Karo," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, mengatakan berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, letusan disertai dengan awan panas berguguran sejauh 2 kilometer dari puncak mengarah ke tenggara.
"Lama erupsi 907 detik. Secara visual tidak terlihat karena tertutup oleh awan," katanya.
Sutopo mengatakan dari pukul 06.00 - 12.00 WIB terjadi 44 kali gempa frekuensi rendah, 11 kali gempa hybrid, tremor menerus dan 32 kali gempa guguran.
Dia menambahkan saat ini status gunung masih Siaga (level III), aktivitas kegempaan tinggi, pembentukan dan guguran kubah lava juga masih berpotensi tinggi.
"Erupsi yang baru saja terjadi tidak menambah jumlah pengungsi yang ada," katanya.
Dia menyebutkan saat ini masih terdata 4.729 jiwa (1.440 kepala keluarga) pengungsi tersebar di 17 titik penampungan.
Hingga kini sebanyak 17.506 jiwa (5.020 KK) dari 21 desa telah dipulangkan ke rumah masing-masing, sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara sebanyak 6.179 jiwa (2.053 KK).
"Pengungsi ini oleh pemerintah disewakan rumah dan lahan untuk pertanian," katanya.
Sutopo menyebutkan tiga desa yang warganya harus direlokasi yaitu Desa Sukameriah, Desa Bekerah dan Desa Simacem masih dalam proses penyiapan lahan.
"Bupati Karo dan Gubernur Sumut saat ini masih menyiapkan lahan untuk relokasi di kawasan hutan produksi tetap Siosar di Kecamatan Merek Kabupaten Karo," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014