Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengembangkan pertanian organik dengan sasaran ganda, yakni meningkatkan pendapatan petani dan mengembalikan kesuburan tanah.

"Menggenerasi tanah dari penggunaan pupuk kimia secara terus menerus itu sangat penting untuk memperoleh keanekaragaman hayati dan menyediakan makanan bermutu bagi masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan penerapan pertanian organik menuntut kesadaran masyarakat dan petani akan perlunya melestarikan lahan dan menjaga lingkungan dengan menghilangkan penggunaan bahan kimia.

Pihaknya memberi bantuan sebanyak 120.000 ton pupuk organik dalam bentuk subsidi kepada petani sebagai upaya mendukung tercapainya swasembada pangan berkelanjutan pada 2014.

Subsidi pupuk organik itu, bersumber dari APBD Bali sebesar Rp10 miliar. Ratusan ribu ton pupuk organik itu, dibeli dari sistem pertanian terintegrasi (simantri) dengan harga Rp900 per kilogram.

Pupuk organik itu kemudian diberikan kepada petani dengan harga Rp100 per kilogram atau mendapat subsidi Rp800 per kilogram.

Pihaknya telah melakukan sosialisasi dan penyuluhan, serta menyediakan teknologi dan infrastruktur pendukung dalam mewujudkan pertanian organik secara bertahap dan berkelanjutan.

Sektor pertanian merupakan salah satu program unggulan dalam memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan petani, mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Adanya subsidi pupuk yang disediakan Pemprov Bali, terutama pupuk organik, diharapkan petani dapat memperoleh pupuk dengan mudah dengan harga yang murah dan terjangkau.

Petani diarahkan untuk dapat menggunakan pupuk organik sebagai upaya mengembalikan kesuburan tanah serta menjaga kelestarian lingkungan, kata Wisnuardana. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014