Denpasar (Antara Bali) - PT Pertamina Region V mewaspadai praktik pengoplosan gas di Bali pascakenaikan harga elpiji dalam tabung isi ulang 12 kilogram.

"Kami minta pangkalan elpiji tidak melayani pembelian dari konsumen maupun pengecer dalam jumlah tidak wajar atau di luar kebiasaan," kata Asisten Manajer Eksternal Relation Marketing Operation PT Pertamina Region V, Heppy Wulansari dihubungi dari Denpasar, Jumat.

Menurut dia, apabila masyarakat menemukan indikasi pengoplosan diharapkan melaporkan kepada pihak berwajib atau ke Pertamina.

Sedangkan mengenai kekhawatiran adanya peralihan konsumsi dari elpiji tabung 12 kilogram ke ukuran tiga kilogram, Heppy menjelaskan bahwa peralihan itu memungkinkan terjadi namun dalam jumlah yang tidak signifikan.

"Kalaupun ada peralihan, kami rasa jumlahnya juga tidak terlalu banyak mengingat konsumen elpiji 12 kilogram di Bali hanya sekitar tiga persen saja dibandingkan konsumen elpiji ukuran 3 kilogram," imbuhnya.

Apalagi, kata dia, peruntukan gas ukuran 12 kilogram merupakan konsumen rumah tangga menengah ke atas.

Pihaknya menjaga ketersediaan elpiji khususnya untuk dua ukuran tabung tersebut termasuk apabila diperlukan penambahan stok, Pertamina bisa melakukan operasi pasar secara selektif.

"Pada elpiji 12 kilogram pun kami masih memberi subsidi cukup besar karena seharusnya harga keekonomian per tabung elpiji ukuran 12 kilogram di kisaran Rp180 ribu," ucapnya.

Saat ini harga elpiji ukuran 12 kilogram di Denpasar dan sekitarnya di tingkat agen mencapai Rp111.000-Rp115.000 dari sebelumnya yang berkisar dari harga Rp91.000.

Mengenai konsumsi elpiji di Pulau Dewata, Heppy mencatat elpiji ukuran 12 kilogram rata-rata mencapai 128.780 tabung per bulan dan 3 kilogram mencapai 3.896.885 tabung per bulan. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014