Denpasar (Antara Bali) - Seniman Bulan Oka kembali menggelar pameran tunggal dengan menyuguhkan 60 karya sket, drawing, dan lukisan di Santrian Galeri Sanur, Kota Denpasar selama hampir dua bulan, 12 September-17 Nopember 2014.

Kurator pameran tersebut Yudha Bantono di Denpasar, Jumat mengatakan, pameran kali ini adalah episode hitam putih yang berkelana menelusuri relung kehidupan.

Ia mengatakan, puluhan karya Bulan Oka itu mencerminkan panorama realitas kehidupan yang digerakkan dalam tanda, citra serta warna.

Sosok Bulan Oka masih seperti dulu, bagaimana mengungkap sisi memori kultural melihat ruang kehidupan dari hal sederhana yang ada di sekitarnya maupun nun jauh dan berjarak. Dinamika sosial budaya masyarakat dan tempat tinggal yang dijumpai menjadi persoalan penting dalam menimbang keseimbangan kehidupan.

Sebagai seorang perempuan Bali, Bulan Oka harus memerankan diri sebagai ibu rumah tangga, menjalankan tradisi dan budaya, membantu bisnis keluarga, tanpa meninggalkan sosialita di lingkungan dan komunitasnya.

Yudha Bantono menambahkan, hasil seni rupa Bulan Oka tidak membatasi cara pandang bahwa kerumitan dan konflik harus disuguhkan sebagai sebuah teror maupun horor.

Baginya, perjalanan melihat kehidupan adalah serial layaknya album yang dapat mengisahkan tiap halamannya.

Bulan Oka sedang berupaya menangkap sebuah realitas kehidupan dalam bentuk catatan-catatan indah, namun sarat kritik.

Menurut Yudha, simbolisme dan identitas Bali dalam beragam bentuk seperti barong, persembahyangan di pura, arsitektur, busana, keluarga dan ritme kehidupan oleh Bulan Oka diletakkan sebagai bahasa ungkap yang dapat berinteraksi sebagai pertanda.

Demikian juga binatang seperti gajah, sapi, burung, dan naga yang terdeformasi menjadi ruang-ruang kehidupan sangat kuat mencitrakan bagaimana memerankan simbolisme secara lugas. (ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014