Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut menggelar Festival Film Jerman selama tiga hari, 28-30 Agustus 2014.
"Kegiatan itu menyuguhkan sembilan dari 14 judul film terbaik hasil seleksi German Cinema 2014 yang terbuka untuk umum," kata Kepala Program Budaya Goethe Institut Katrin Sohns di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, kesembilan judul film Jerman yang diputar secara gratis itu merupakan produksi terbaru yang telah diakui kualitasnya di tingkat internasional.
Tiga film cerita di antaranya masuk dalam program adalah "Fenster zum Sommer" (Summer Window), "Zwei Leben" (Two lives) dan "Oh Boy".
Katrin Sohns menjelaskan, kesembilan judul film yang akan diputar di Bali antara lain berjudul "Bis zum Horizont", dan "links! / Fly Away" (Bernd Bhlich, 2012), Journey to Jah (`Nol Dernesch, Moritz Springer, 2013).
Selain itu juga " Kaddisch fr einen Freund" (Leo Khasin, 2011), "Kohlhaas oder die Verh ltnismigkeit der Mittel" (Aron Lehmann, 2012), "Love Steaks" (Jakob Lass), "Meeres Stille" (Juliane Fezer, 2013), "Das Merkwrdige Ktzchen" (Roman Zchner, 2013), "Oh Boy" (Jan Ole Gerster, 2012) dan "Was Bleibt" (Hans-Christian Schmid, 2012).
Dalam rangkaian festival film tersebut juga dilaksanakan workshop film dokumenter bersama sutradara asal Jerman Nol Dernesch.
Workshop berlangsung selama dua hari, 27-28 Agustus 2014 di Danes Art Veranda Denpasar, melibatkan 30 peserta yang merupakan sineas muda dan penggiat film di Bali.
Noel Dernesch lahir pada 1977 di Zurich, saat ini tinggal dan bekerja sebagai sutradara di Berlin. Ia belajar di Schule fr Kunst und Mediendesign di Zurich (1998-2003) dengan mengambil pengkhususan di bidang Film/Video.
Selain itu juga belajar mengenai iklan, yang di antaranya adalah produksi internasional, telah membuat beberapa film pendek dan dokumenter, ujar Katrin Sohns.
Karya dokumenternya antara lain "Journey to Jah" diluncurkan pada 2014, kini tengah mengerjakan film cerita panjang pertamanya.
"Program German Cinema kami maksudkan untuk menggambarkan lanskap perfilman Jerman saat ini selain berusaha untuk menginspirasi penonton Indonesia dan membangkitkan minat terhadap film-film Jerman," ujar Katrin Sohns.
Ia menilai, film Jerman kini memiliki banyak perkembangan yang menggembirakan antara lain perspektif yang segar, sutradara-sutradara muda dan aktris serta aktor berbakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kegiatan itu menyuguhkan sembilan dari 14 judul film terbaik hasil seleksi German Cinema 2014 yang terbuka untuk umum," kata Kepala Program Budaya Goethe Institut Katrin Sohns di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, kesembilan judul film Jerman yang diputar secara gratis itu merupakan produksi terbaru yang telah diakui kualitasnya di tingkat internasional.
Tiga film cerita di antaranya masuk dalam program adalah "Fenster zum Sommer" (Summer Window), "Zwei Leben" (Two lives) dan "Oh Boy".
Katrin Sohns menjelaskan, kesembilan judul film yang akan diputar di Bali antara lain berjudul "Bis zum Horizont", dan "links! / Fly Away" (Bernd Bhlich, 2012), Journey to Jah (`Nol Dernesch, Moritz Springer, 2013).
Selain itu juga " Kaddisch fr einen Freund" (Leo Khasin, 2011), "Kohlhaas oder die Verh ltnismigkeit der Mittel" (Aron Lehmann, 2012), "Love Steaks" (Jakob Lass), "Meeres Stille" (Juliane Fezer, 2013), "Das Merkwrdige Ktzchen" (Roman Zchner, 2013), "Oh Boy" (Jan Ole Gerster, 2012) dan "Was Bleibt" (Hans-Christian Schmid, 2012).
Dalam rangkaian festival film tersebut juga dilaksanakan workshop film dokumenter bersama sutradara asal Jerman Nol Dernesch.
Workshop berlangsung selama dua hari, 27-28 Agustus 2014 di Danes Art Veranda Denpasar, melibatkan 30 peserta yang merupakan sineas muda dan penggiat film di Bali.
Noel Dernesch lahir pada 1977 di Zurich, saat ini tinggal dan bekerja sebagai sutradara di Berlin. Ia belajar di Schule fr Kunst und Mediendesign di Zurich (1998-2003) dengan mengambil pengkhususan di bidang Film/Video.
Selain itu juga belajar mengenai iklan, yang di antaranya adalah produksi internasional, telah membuat beberapa film pendek dan dokumenter, ujar Katrin Sohns.
Karya dokumenternya antara lain "Journey to Jah" diluncurkan pada 2014, kini tengah mengerjakan film cerita panjang pertamanya.
"Program German Cinema kami maksudkan untuk menggambarkan lanskap perfilman Jerman saat ini selain berusaha untuk menginspirasi penonton Indonesia dan membangkitkan minat terhadap film-film Jerman," ujar Katrin Sohns.
Ia menilai, film Jerman kini memiliki banyak perkembangan yang menggembirakan antara lain perspektif yang segar, sutradara-sutradara muda dan aktris serta aktor berbakat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014