Kepiawaian dan kharisma di atas panggung yang dimiliki Ida Bagus Nyoman Mas. S.S.Kar (63) menjadi modal utama untuk mengadakan lawatan ke berbagai negara di belahan dunia.

Pria kelahiran Desa Blahkiuh, Kabupaten Badung, 31 Desember 1951 itu dikenal sebagai seniman serba bisa yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar telah menjelajahi berbagai negari sekaligus pentas untuk menghibur masyarakat internasional.

Suami dari Anak Agung Putra Susilawati, yang juga seniman tari dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Sukawati, Gianyar itu, tidak diragukan lagi kemampuan dalam bidang tabuh dan tari Bali.

Bahkan sosok Ida Bagus Nyoman Mas, dosen Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar itu pernah mengajar tabuh dan tari Bali kepada mahasiswa dan masyarakat pencinta seni budaya Bali di Moskow, Rusia.

Keberangkatan tugas ke luar negeri selama enam bulan pada tahun 2006 itu atas kerja sama ISI Denpasar dengan Kedutaan Besar RI di Rusia. Mahasiswa dan masyarakat Rusia sangat antusias belajar kesenian Bali, sehingga pemerintah negara tersebut lewat kedutaan besar RI di negara itu berusaha mendatangkan pengajar dan pelatih andal khusus dari Bali.

Dubes RI di Rusia kemudian merintis kerja sama dengan ISI Denpasar hingga akhirnya dipercayakan kepada Ida Bagus Nyoman Mas untuk mengemban misi kesenian, sekaligus merintis kerja sama ISI dengan berbagai perguruan tinggi seni di negara tersebut.

Tugas yang diembannya selama satu semester itu dapat dilaksanakan dengan baik, terbukti mahasiswa dan masyarakat yang diajarnya menari Bali itu sanggup mementaskan tari kecak, di samping jenis tari lepas lainnya.

Ayah dari tiga orang putra yang mengelola sebuah sanggar tari di tempat kelahirannya Desa Blahkiuh sekitar 17 km utara Denpasar, memang senantiasa mendapat kesempatan mengadakan lawatan ke luar negeri, guna menghibur masyarakat internasional.

Kesempatan itu datang berkat ketekunan dan kegigihannya membina sekaa kesenian di berbagai tempat di Bali yang berawal pada tahun 1969 melatih sekaa Gong di Desa Bajra, Kabupaten Tabanan, menyusul melatih tabuh-tabuh tari lepas dan tabuh iringan senderatari Ramayana.

Ida Bagus Nyoman Mas yang tampak masih sehat dan enerjik itu juga pernah mendirikan sekaa kecak Mekar Sari di Banjar Kembang Sari dan melatih sekaa kecak Puspita Jaya Blahkiuh yang akhirnya mampu meraih juara pertama dalam lomba kecak se provinsi Bali.

Selama hampir setengah abad menekuni aktivitas tabuh dan tari Bali itu sudah berhasil mencetak ratusan bahkan ribuan seniman penerus seni budaya Bali, baik dilakukan di kampus ISI Denpasar maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat desa di Pulau Dewata.

Berkat prestasi, dedikasi dan pengabdiannya dalam bidang seni dan budaya secara terus menerus sosok Ida Bagus Nyoman Mas mendapat penghargaan Dharma Kusuma, penghargaan tertinggi dalam bidang seni dari pemerintah Provinsi Bali.

Satya Lencana Dharma Kusuma berupa emas sebesar 20 gram dengan 23 karat menyerupai ornamen Siwa Nataraja lambang Pesta Kesenian Bali (PKB), sekaligus kebesaran seni budaya Bali diserahkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Pemerintah Provinsi Bali di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar Kamis (14/8).

Ia merupakan salah seorang dari sembilan seniman di delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini yang mendapat penghargaan serupa.

Kepercayaan

Sosok Ida Bagus Nyoman Mas senantiasa mendapat kepercayaan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung untuk menyiapkan duta seni daerah itu dalam mengikuti Pesta Kesenian Bali (PKB) yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun.

Demikian pula menyiapkan duta seni Bali yang akan mengikuti kegiatan di tingkat nasional dan hasilnya daerah ini mampu meraih prestasi gemilang seperti pawai Peradah Umat Hindu di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta tahun 1987.

Ida Bagus Nyoman Mas sosok yang sangat pemurah dan cepat akrab dengan lawan bicaranya itu mendapat kesempatan mengadakan lawatan ke mancanegara yang datang secara silih berganti.

Hal itu berawal dari tahun 1970 ketika masih berstatus siswa di Kokar Bali mendapat kesempatan untuk memperkuat tim kesenian Bali mengadakan lawatan ke Jerman Barat yang dipimpin oleh Prof Dr Ida Bagus Mantra (alm) yang saat itu menjabat Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menyusul memperkuat tim kesenian Kabupaten Badung untuk mengadakan lawasan ke Korea Selatan, bersama rombongan Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI) Denpasar mengadakan pementasan keliling Eropa antara lain menjangkau Belanda, Swis, Belgia, Prancis dan Italia.

Bergabung dengan duta seni Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) tahun 1991 yang sekarang berubah menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tempatnya mengabdikan diri mengadakan lawasan ke Amerika Serikat.

Mengikuti Expo Spanyol sebagai penabuh untuk mengiringi pementasan tari barong bersama duta seni STSI Denpasar tahun 1992 dan tahun 1996 memimpin Sekaa Kecak Puspita Jaya Blahkiuh, Badung ikut ambil bagian dalam Hong Kong festival.

Selain itu juga pernah memimpin tim kesenian Bali mengadakan lawatan ke Singapura, Jepang, India, Australia dan Amerika Serikat.

Ida Bagus Nyoman Mas sejak kecil kehidupannya tidak bisa dipisahkan dengan seni, karena ia memiliki bakat dalam bidang tabuh dan tari Bali.

Ketika masih anak-anak, begitu mendengar alunan isntrumen musik tradisional Bali (gamelan) tangannya langsung bergerak menari. Bakat seni terpendam itu kemudian diasah lewat pendidikan formal Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI/Kokar) Denpasar.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMKI melanjutkan ke Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) yang berubah menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) dan sekarang menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, sekaligus menjadi dosen di almamaternya.

Dalam aktivitasnya itu sukses mencetak ratusan bahkan ribuan seniman tabuh dan tari Bali, Ida Bagus Nyoman Mas membaktikan seluruh jiwa dan raganya untuk pembinaan dan pengembangan kesenian Bali di berbagai pelosok pedesaan, termasuk mengajar warga negara asing yang tertarik menekuni kesenian Bali. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014