Singaraja (Antara Bali) - Ratusan anjing di Kabupaten Buleleng, khususnya di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, dieliminasi setelah salah seorang warganya meninggal akibat terinfeksi rabies dan enam warga lainnya diduga juga terinfeksi.

"Eliminasi tersebut berlangsung sejak Senin (2/8) dan masih berlangsung hingga tidak ditemukan lagi anjing liar yang berkeliaran, khususnya di Desa Lokapaksa," kata Perbekel (Kepala Desa Dinas) Lokapaksa Gusti Made Kusumayasa kepada ANTARA di Buleleng, Selasa.

Ia mengaku sudah bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Buleleng dr Made Pustaka dan mendapat keterangan bahwa saat ini  belum ada vaksin antirabies (VAR) yang merupakan subsidi dari pemerintah.

Karena itu, menurut dia, langkah yang paling baik untuk mengantisipasi kemungkinan adanya warga lain yang tergigit berabies adalah dengan jalan melakukan eliminasi.

Selain mengerahkan warga, katanya, semua perangkat keamanan termasuk "pecalang' (petugas keamanan adat) juga diturunkan untuk bersama-sama melakukan eliminasi terhadap anjing-anjing liar di desanya.

Dikatakan, langkah tersebut diambilnya karena merasa khawatir dengan kondisi warga yang ekonominya tidak mampu dan minimnya vaksin antirabies untuk manusia.

"Dari pada warga saya mati sia-sia karena digigit anjing dan tidak bisa membeli VAR, lebih baik anjing-anjing liar itu saya tembaki bersama masyarakat," ujar Kusumayasa.

Menurutnya, hasil dari kordinasi yang dilakukan dianggapnya cukup mengejutkan karena stok vaksi antirabies subsidi dari pemerintah di daerah Buleleng baru akan tersedia sekitar satu atau dua minggu ke depan.

Sampai saat ini, ujar Kusumayasa, pihaknya sudah melakukan eliminasi terhadap anjing yang berada di desanya sebanyak 213 ekor. Angka tersebut akan terus meningkat sampai VAR gratis yang merupakan subsidi pemerintah Buleleng, tersedia di rumah sakit.

Di sisi lain, Kadiskes Pemkab Buleleng Made Pustaka membenarkan terkait waktu pengadaan VAR gratis baru bisa disiapkan dalam waktu seminggu atau dua pekan ke depan.

"Ada sebanyak 7.000 VAR yang akan kami siapkan dan semua diambilkan dari kucuran dana APBN tahun 2010 pada pos Dana Alokasi Khusus (DAK). Dalam aturannya, kami diperbolehkan menggunakan DAK untuk mengantisipasi kelangkaan VAR," ucap Pustaka.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010