Singaraja (Antara Bali) - Sedikitnya enam warga Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, diduga kuat terinfeksi rabies setelah sebelumnya digigit anjing.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr Made Pustaka di Singaraja, Selasa mengemukakan bahwa data tersebut ia peroleh setelah mendapat laporan dari Perbekel (Kepala Desa Dinas) Lokapaksa Gusti Made Kusumayasa.
"Keenam orang tersebut adalah Kadek Suka Artana, Gede Merta, Ketut Lasia, Komang Mudita, Komang Yasa, dan Bangler. Mereka adalah warga Dusun Dinas Carik Agung, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt," kata dia menjelaskan.
Dari keenam warga tersebut, Komang Mudita adalah kakak kandung Ketut Darmawan, korban meninggal akibat gigitan anjing yang terinfeksi virus rabies. Mudita digigit anjing di bagian pundaknya.
Ia juga diketahui sempat mendekap korban Ketut Darmawan yang meronta sebelum menghembuskan nafas terakhir di RSUD Singaraja.
Tidak hanya digigit, mata Mudita juga sempat terkena cairan lendir dari mulut Ketut Darmawan saat korban memuntahkan air yang sempat diberikan ketika korban menjerit kesakitan.
"Pada bagian mata yang terkena lendir dari orang yang terinfeksi rabies, kemungkinan tertular virus itu juga cukup tinggi. Termasuk jika terkena bagian dari kulit yang terluka," ujarnya.
Salah satu antisipasi jika terkena lendir orang yang terinfeksi rabies, kata Pustaka, harus segera dicuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun hingga bersih lalu segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.
"Sampai saat ini kami sudah anjurkan masyarakat untuk membeli vaksin antirabies (VAR) di tempat lain yang menyediakan antivirus tersebut karena persediaan di RSUD Singaraja sudah habis," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, keenam orang warga tersebut mengaku merasa resah setelah mengetahui mahalnya harga VAR dan tidak tersediannya VAR gratis saat ini di rumah sakit daerah setempat.
"Jika memang sudah ajal, kami rakyat kecil hanya bisa pasrah. Jangankan untuk membeli VAR, untuk makan sehari-hari kami sudah sulit," ucap Komang Yasa dengan nada pasrah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr Made Pustaka di Singaraja, Selasa mengemukakan bahwa data tersebut ia peroleh setelah mendapat laporan dari Perbekel (Kepala Desa Dinas) Lokapaksa Gusti Made Kusumayasa.
"Keenam orang tersebut adalah Kadek Suka Artana, Gede Merta, Ketut Lasia, Komang Mudita, Komang Yasa, dan Bangler. Mereka adalah warga Dusun Dinas Carik Agung, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt," kata dia menjelaskan.
Dari keenam warga tersebut, Komang Mudita adalah kakak kandung Ketut Darmawan, korban meninggal akibat gigitan anjing yang terinfeksi virus rabies. Mudita digigit anjing di bagian pundaknya.
Ia juga diketahui sempat mendekap korban Ketut Darmawan yang meronta sebelum menghembuskan nafas terakhir di RSUD Singaraja.
Tidak hanya digigit, mata Mudita juga sempat terkena cairan lendir dari mulut Ketut Darmawan saat korban memuntahkan air yang sempat diberikan ketika korban menjerit kesakitan.
"Pada bagian mata yang terkena lendir dari orang yang terinfeksi rabies, kemungkinan tertular virus itu juga cukup tinggi. Termasuk jika terkena bagian dari kulit yang terluka," ujarnya.
Salah satu antisipasi jika terkena lendir orang yang terinfeksi rabies, kata Pustaka, harus segera dicuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun hingga bersih lalu segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.
"Sampai saat ini kami sudah anjurkan masyarakat untuk membeli vaksin antirabies (VAR) di tempat lain yang menyediakan antivirus tersebut karena persediaan di RSUD Singaraja sudah habis," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, keenam orang warga tersebut mengaku merasa resah setelah mengetahui mahalnya harga VAR dan tidak tersediannya VAR gratis saat ini di rumah sakit daerah setempat.
"Jika memang sudah ajal, kami rakyat kecil hanya bisa pasrah. Jangankan untuk membeli VAR, untuk makan sehari-hari kami sudah sulit," ucap Komang Yasa dengan nada pasrah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010