Gianyar (Antara Bali) - Dua putra terbaik dari Kabupaten Gianyar berhasil meraih penghargaan Silpakara Nugraha katagori Kreativitas Masyarakat dari pemerintah Provinsi Bali untuk tahun 2014.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyerahkan penghargaan tersebut masing-masing kepada I Made Sidia, S.Sp., M.Sn dan I Wayan Puja bertepatan dengan HUT ke-56 Pemerintah Provinsi Bali di Lapangan Puputan Niti Mandalan Renon Denpasar, Kamis.

Silpakara Nugraha merupakan motivasi dan meningkatkan kreativitas dalam berbagai bidang oleh masyarakat Bali. Dimana karyanya turut serta mendorong perkembangan sektor kepariwisataan serta pembangunan ekonomi maupun sosial masyarakat Pulau Dewata.

Penghargaan yang diberikan secara berkesinambungan itu kepada masyarakat yang mampu melnciptakan inovasi-inovasi berbagai bidang yang bermanfaat dan memberikan nilai tambah.

Selain itu berdampak positif bagi lingkungan sehingga layak diberi penghargaan. Seperti I Made Sidia asal Banjar Bona Kelod, Kecamatan Blahbatuh Gianyar.

Hasil karyanya sudah diakui di dalam maupun luar negeri. Salah satu karyanya yang paling spektakuler adalah seni pertunjukan teater Bali Agung yang merupakan perpaduan seni drama tari tradisional Bali dan teater modern di Bali Safari and Marine Park.

Selain itu misi kesenian, pementasan teater Bali Agung juga mengemban misi pengetahuan dan ekonomi.

Dari cerita yang ditampilkan, Sidia berharap penonton mendapat pengetahuan tentang salah satu episode dalam sejarah Bali.

Penerima penghargaan Silpakara Nugraha lainnya I Wayan Puja tak kalah kiprahnya di bidang seni. Bergerak di bidang seni kerajinan batu badas, seniman asal Banjar Tempekan Seraya Dusun Mukti Desa Singapadu Kecamatan Sukawati lebih memfokuskan diri dengan pembuatan patung dengan teknik Casting.

Di Desa Singapadu, I Wayan Puja dikenal mempelopori penggunaan teknik casting dalam mereproduksi patung. Reproduksi patung dengan teknik casting yang berkembang di Desa Singapadu merupakan terobosan yang cukup signifikan dalam mempersingkat waktu dan menekan biaya produksi, sehingga patung yang dihasilkan mampu bersaing di pasaran ekspor.

"Istilah reproduksi dipakai karena teknik ini bersifat membuat tiruan dari model atau master cetakannya telah dibuat sebelumnya," kata I Wayan Puja.

Sebelum I Made Sidia dan I Wayan Puja, ada beberapa seniman Gianyar yang terlebih dahulu mendapat penghargaan serupa. Salah satunya pada tahun 2009 penghargaan Silpakara Nugraha diraih oleh I.B Adnyana dari Blahbatuh dengan karya inovatif alat tenun tradisional dengan sistem kartu.

Tahun 2010 diraih oleh I Gusti Nyoman Buleleng asal Banjar Bona Kangin Blahbatuh dengan karyanya modifikasi alat tanam benih langsung (Tabela), tahun 2011 yang mendapat penghargaan adalah I Wayan Sidja asal Banjar Bona Kelod dengan wayang Arja dan di tahun 2012 adalah I Wayan Damai asal Banjar Tunon Singakerta Ubud dengan TOGA turus lumbung Puri Damai.

Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya mengatakan, kegiatan penilaian dilakukan terhadap kelompok perajin yang selalu berkreatif dan berinovasi yang karyanya secara nyata berhasil memajukan teknologi terapan yang teruji dan terbukti manfaatnya bagi masyarakat
luas. (WDY)

Pewarta: Oleh Putu Arthayasa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014