Denpasar (Antara Bali) - Sembilan seniman dari Pulau Dewata menerima penghargaan seni tertinggi Dharma Kusuma dari Pemerintah Provinsi Bali serangkaian Hari Jadi ke-56 provinsi itu, di Denpasar, Kamis.
"Kriteria seniman yang menerima penghargaan itu dilihat dari lamanya mereka berkarya minimal delapan tahun, karya sesuai dengan pakem dan berkembang di masyarakat, di samping dedikasinya untuk memajukan budaya dan kesenian masing-masing," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika di sela-sela peringatan Hari Jadi Provinsi Bali.
Sembilan seniman yang menerima penghargaan Seni Dharma Kusuma 2014 itu adalah Pande Made Sukerta (seniman karawitan) dari Kabupaten Buleleng, Ni Wayan Murdi (seniman tari) dari Kota Denpasar, I Ketut Muja (seniman patung) dari Kabupaten Gianyar, Almarhum I Dewa Made Daging (seniman sastra daerah) dari Kabupaten Bangli, dan Almarhum I Wayan Maru (seniman karawitan) dari Kabupaten Klungkung.
Penerima Dharma Kusuma lainnya adalah Ida Bagus Nyoman Mas (seniman karawitan) dari Kabupaten Badung, I Wayan Kalam (seniman tari) dari Kabupaten Tabanan, I Gede Wibawa (seniman patung) dari Kabupaten Jembrana, dan I Made Degung (seniman sastra daerah) dari Kabupaten Karangasem.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Para seniman yang mendapatkan anugerah Dharma Kusuma diberikan piagam, lencana emas seberat 10 gram dan uang tunai Rp8 juta. Untuk seniman yang sudah meninggal, hadiah diserahkan kepada keluarga seniman bersangkutan.
"Sebelumnya, berdasarkan kriteria yang ada, mereka itu diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota masing-masing, selanjutnya barulah diseleksi oleh tim provinsi. Pemerintah kabupaten/kota ada yang mengusulkan hingga lima seniman untuk menjalani seleksi dari tim provinsi," ucap Suastika.
Pihaknya selain melihat persyaratan administratif dari para seniman, juga langsung meminta informasi dari masyarakat sekitarnya dan melihat hasil karya seniman.
"Kalau seniman lukis, kami lihat kemampuannya melukis, kalau tari ya kami lihat kemampuan tarinya. Dengan karya nyatanya itu, sampailah pada kesimpulan layak atau tidak untuk diberikan penghargaan Dharma Kusuma," ujarnya.
Suastika menambahkan, pemberian penghargaan Dharma Kusuma itu sekaligus bentuk implementasi dari program unggulan Pemprov Bali di bidang seni dan budaya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kriteria seniman yang menerima penghargaan itu dilihat dari lamanya mereka berkarya minimal delapan tahun, karya sesuai dengan pakem dan berkembang di masyarakat, di samping dedikasinya untuk memajukan budaya dan kesenian masing-masing," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika di sela-sela peringatan Hari Jadi Provinsi Bali.
Sembilan seniman yang menerima penghargaan Seni Dharma Kusuma 2014 itu adalah Pande Made Sukerta (seniman karawitan) dari Kabupaten Buleleng, Ni Wayan Murdi (seniman tari) dari Kota Denpasar, I Ketut Muja (seniman patung) dari Kabupaten Gianyar, Almarhum I Dewa Made Daging (seniman sastra daerah) dari Kabupaten Bangli, dan Almarhum I Wayan Maru (seniman karawitan) dari Kabupaten Klungkung.
Penerima Dharma Kusuma lainnya adalah Ida Bagus Nyoman Mas (seniman karawitan) dari Kabupaten Badung, I Wayan Kalam (seniman tari) dari Kabupaten Tabanan, I Gede Wibawa (seniman patung) dari Kabupaten Jembrana, dan I Made Degung (seniman sastra daerah) dari Kabupaten Karangasem.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Para seniman yang mendapatkan anugerah Dharma Kusuma diberikan piagam, lencana emas seberat 10 gram dan uang tunai Rp8 juta. Untuk seniman yang sudah meninggal, hadiah diserahkan kepada keluarga seniman bersangkutan.
"Sebelumnya, berdasarkan kriteria yang ada, mereka itu diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota masing-masing, selanjutnya barulah diseleksi oleh tim provinsi. Pemerintah kabupaten/kota ada yang mengusulkan hingga lima seniman untuk menjalani seleksi dari tim provinsi," ucap Suastika.
Pihaknya selain melihat persyaratan administratif dari para seniman, juga langsung meminta informasi dari masyarakat sekitarnya dan melihat hasil karya seniman.
"Kalau seniman lukis, kami lihat kemampuannya melukis, kalau tari ya kami lihat kemampuan tarinya. Dengan karya nyatanya itu, sampailah pada kesimpulan layak atau tidak untuk diberikan penghargaan Dharma Kusuma," ujarnya.
Suastika menambahkan, pemberian penghargaan Dharma Kusuma itu sekaligus bentuk implementasi dari program unggulan Pemprov Bali di bidang seni dan budaya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014