Amlapura (Antara Bali) - Bocah cilik berinisial DA (6,5) saat ini kondisinya masih trauma,  akibat pemerkosaan yang dilakukan pria remaja berinisial Ar alias Koming (17) asal Banjar Pegubugan, Desa Manggis, Karangasem, Bali.

"Hingga kini korban perkosaan masih trauma sehingga belum bisa dimintai keterangan," kata Kapolsek Manggis AKP I Nyoman Susila seizin Kapolres Karangasem,  AKBP Heny Harsono kepada ANTARA, Senin.

Ia menambahkan, saat ini, pihaknya terus berusaha melakukan pendekatan dengan korban.

"Kami bersama Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Karangasem sudah melakukan pendekatan kepada korban, sebelumnya Komisi Perlindungan Anak (KPA) juga melakukan hal yang sama," ungkapnya.

Hasilnya, Susila menambahkan saat ini, kondisi korban sudah mulai membaik. Namun, korban masih masih trauma,  apalagi melihat petugas yang menggunakan pakaian dinas. "Jika petugas datang, korban yang masih duduk di kelas 1 SD itu ketakutakan, sehingga pendekatan tak bisa dilakukan dengan baik," ucapnya. 

Padahal, kata Susila, pihaknya ingin mempercepat penanganan kasus yang melibatkan anak di bawah umur  itu. "Kami mengejar waktu untuk menuntaskannya, kami hanya diberi waktu 20 hari dengan perpanjangan 10 hari untuk melengkapi berkas kasus penodaan terhadap anak dibawah umur itu," imbuhnya.

Salah seorang konselor perlindungan anak Ni Nyoman Rusmini mengatakan saat ini korban masih trauma sehingga belum bisa dimintai keterangan. `"Korban mengaku masih ingin bersekolah. Tetapi belum bisa berjalan pascaoperasi kemarin," tuturnya.

Melihat korban yang masih trauma, kata Rusmini pihaknya belum bisa memastikan kapan akan dimintai keterangan. "Yang jelas kami sudah melakukan pendekatan secara terus menerus," ujarnya sembari mengaku akan mengawal kasus ini sampai tuntas.

Sebelumnya, diberitakan korban di perkosa  pada gubuk reot saat pulang dari sekolah sekitar pukul 11.00 pada Jumat pada tanggal 30 Juli 2010 lalu.

Tragisnya, korban di perkosa dengan tangan terikat dan mulut disumpal. Untunglah, pelaku tidak bisa memasukkan kelaminnya karena kemaluan korban sempit.

Namun demikian, karena sempat dipaksakan, tidak urung kemaluan korban berdarah sehingga harus dioperasi. Kasus ini terungkap karena kecurigaan orang tua korban dengan pakaian anaknya yang acak-acakan dan ada bekas darah. 

Hasil penyidikan, pelaku nekat melampiaskan ulah bejatnya karena nafsu akibat sering melihat video porno di Hand Phone  milik temannya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010