Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 268 orang lulusan SMA mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Bali gelombang II di kampus setempat, Jalan Saroja Kota Denpasar.
"Jika digabung calon mahasiswa gelombang I dan II yang mendaftar di IKIP PGRI Bali pada tahun 2014, seluruhnya sebanyak 782 orang," kata Rektor Dr. I Made Suarta, S.H., H.Hum., Selasa.
IKIP PGRI Bali mengelola sepuluh program pendidikan yang meliputi Pendidikan Bimbingan Konseling, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Seni Rupa, Sendratasik, dan Ekonomi.
Di samping itu, juga program studi Pendidikan Sejarah, Biologi, Matamatika, serta Pendidikan Olahraga Kesehatan dan Rekreasi (FPOK) yang menjadi favorit di lingkkungan IKIP PGRI Bali.
Rektor Suarta bersama Ketua Yayasan IKIP PPGRI Bali Drs. I Gst Bagus Arthenegara, S.H., M.Pd. kepada pers menjelaskan bahwa secara umum calon mahasiswa bertambah dari tahun sebelumnya.
Hanya saja jumlah calon mahasiswa yang memilih dan mengikuti pendidikan Bahasa Daerah yang berkurang drastis, yakni terdaftar hanya lima orang pada tes masuk gelombang II.
Pada hal waktu penerimaan mahasiswa tahun-tahun sebelumnya bisa melebihi satu kelas, tutur Suarta, tetapi untuk prodi lainnya peminatnya bertambah banyak seperti Sejarah.
Berkurang peminat generasi muda pada jurusan Bahasa Daerah akibat adanya wacana dari pemerintah bahwa bahasa daerah tidak diajarkan di sekolah dan diganti dengan seni budaya.
Gubernur Bali Mangku Pastika melalui Pergubnya sudah menetapkan bahwa bahasa daerah di Bali tetap diajarkan di sekolah. Namun, semua itu belum mampu meyakinkan generasi muda.
"Pergub tersebut tampaknya belum mampu membelokkan minat generasi muda daerah ini untuk tetap memilih Bahasa Daerah, terbukti mereka yang mendaftar hanya lima orang," kata Suarta.
Arthenegara mengatakan bahwa pihaknya tetap memberikan kemudahan kepada anak-anak muda yang kuliah di IKIP PGRI Bali dengan memilih jurusan Bahasa Daerah, bisa bebas SPP dan juga bea siswa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Jika digabung calon mahasiswa gelombang I dan II yang mendaftar di IKIP PGRI Bali pada tahun 2014, seluruhnya sebanyak 782 orang," kata Rektor Dr. I Made Suarta, S.H., H.Hum., Selasa.
IKIP PGRI Bali mengelola sepuluh program pendidikan yang meliputi Pendidikan Bimbingan Konseling, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Seni Rupa, Sendratasik, dan Ekonomi.
Di samping itu, juga program studi Pendidikan Sejarah, Biologi, Matamatika, serta Pendidikan Olahraga Kesehatan dan Rekreasi (FPOK) yang menjadi favorit di lingkkungan IKIP PGRI Bali.
Rektor Suarta bersama Ketua Yayasan IKIP PPGRI Bali Drs. I Gst Bagus Arthenegara, S.H., M.Pd. kepada pers menjelaskan bahwa secara umum calon mahasiswa bertambah dari tahun sebelumnya.
Hanya saja jumlah calon mahasiswa yang memilih dan mengikuti pendidikan Bahasa Daerah yang berkurang drastis, yakni terdaftar hanya lima orang pada tes masuk gelombang II.
Pada hal waktu penerimaan mahasiswa tahun-tahun sebelumnya bisa melebihi satu kelas, tutur Suarta, tetapi untuk prodi lainnya peminatnya bertambah banyak seperti Sejarah.
Berkurang peminat generasi muda pada jurusan Bahasa Daerah akibat adanya wacana dari pemerintah bahwa bahasa daerah tidak diajarkan di sekolah dan diganti dengan seni budaya.
Gubernur Bali Mangku Pastika melalui Pergubnya sudah menetapkan bahwa bahasa daerah di Bali tetap diajarkan di sekolah. Namun, semua itu belum mampu meyakinkan generasi muda.
"Pergub tersebut tampaknya belum mampu membelokkan minat generasi muda daerah ini untuk tetap memilih Bahasa Daerah, terbukti mereka yang mendaftar hanya lima orang," kata Suarta.
Arthenegara mengatakan bahwa pihaknya tetap memberikan kemudahan kepada anak-anak muda yang kuliah di IKIP PGRI Bali dengan memilih jurusan Bahasa Daerah, bisa bebas SPP dan juga bea siswa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014