Gianyar (Antara Bali) - Nasi ayam kedewatan menjadi wisata kuliner yang terletak di Desa Kedewatan, Ubud, Bali, dengan racikan bumbu khas Bali "Sambal Matah" bumbu oleh tangan pedagang tradisional setempat mampu menggugah selera makan wisatawan asing serta domestik di kawasan itu.

"Daging ayam goreng ditambah bumbu tradisional Bali 'sambal matah', menjadi menu khas  andalan di warung kami, dan selama ini tak kurang dari 200 pengunjung baik lokal, domestik maupun asing yang mencicipi makanan yang kami sajikan," kata pemilik warung makan ayam Kedewatan, Ibu Mangku kepada ANTARA, Minggu.

Ia menjelaskan sambal matah (sambal mentah) itu memang diramu dengan bumbu khusus, namun secara umum sambal sedap itu terbuat dari bahan-bahan seperti bawang, cabe, garam dan bumbu khas lain Kedewatan, Ubud, Bali. "Bumbu ini kami ulek, dan dicampur dengan ayam goreng yang disuir," ucapnya.

Dalam penyajiannya, ayam Kedewatan tersebut kepada para konsumen, kata Ibu Mangku itu, disajikan dengan apik, sehingga penempatan bumbu, daging ayam, kacang-kacangan, sayuran dengan bumbu tradisional Bali serta nasi tak menganggu kenyamanan mata melihat.

"Pokoknya melihat sajian dan bau sambal saja, selera makan orang sudah tergugah, apalagi mencicipi," katanya.

Ia mengaku bahwa menarik wisatawan asing sertaq domestik agar datang mencicipi sajian menu seperti itu bukanlah  hal yang mudah. Diperlukan kesabaran tinggi untuk mengetahui selera konsumen.

"Kami awali jualan nasi ayam Kedewatan khas 'sambal matah' ini sejak tahun 1970, kami awali dengan berjualan keliling, saking lamanya kami berjualan akhirnya kami tahu selera seperti apa yang diinginkan konsumen," ungkapnya.

Saat ini, sambung Ibu Mangku, satu porsi makanan nasi ayam Kedewatan khas "sambal matah" itu dijual dengan harga Rp15.000 sampai Rp20.000. "Porsi dengan harga Rp20.000 sudah mendapatkan minuman teh botol," jelasnya.

Ia menjelaskan kunjungan pencinta nasi ayam Kedewatan  biasanya membludak ketika makan siang tiba sekitar pukul 12.00 Wita. "Jika sedang ramai, pengunjung kami harapkan untuk bersabar," katanya. Ia juga menyatakan dia menjual nasi kotak khas Kedewatan, Ubud. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010