Denpasar (Antara Bali) - Perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali yang mencetak banyak seniman andal dan menjadi pilihan seniman lintas negara dalam menciptakan karya seni, hingga kini belum memiliki ikon dibidang seni.

"Padahal Ubud banyak mempunyai seniman-seniman besar hingga kini belum ada yang diabadikan untuk pembangunan gedung, jalan dan fasilitas lainnya," kata tokoh masyarakat Ubud Tjekorda Raka Kertiyasa yang juga anggota DPRD Bali di Ubud, Kamis.

Menjelang pelaksanaan pameran karya maestro seni lukis Bali I Gusti Nyoman Lempad (alm) beserta keluarganya, Ia mengatakan, Pemkab Tabanan misalnya mengabadikan nama besar seniman I Ketut Mario dalam sebuah gedung pertemuan Mario di daerah itu.

Oleh sebab itu Ubud perlu mengabadikan kebesaran seniman seperti halnya Pemkab Tabanan. Padahal Ubud selama ini sudah dikenal secara meluas oleh masyarakat mancanegara.

Semua itu tidak lepas dari keanekaragaman seni dan budaya yang diwarisi masyarakat secara turun temurun. Kehidupan ritual tetap mantap dan kokoh, tercermin dalam kebersamaan dan kegotongroyongan, dipikul dan menjadi tanggung jawab bersama.

Masyarakat Ubud yang "hidup" dari seni budaya itu menyadari semua kemudahan dan "anugrah" dalam bidang ekonomi, kesejahteraan, keamanan, ketertiban dan rasa tenang itu merupakan sebuah "berkah suci"

Oleh sebab itu aktivitas religius tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, disamping pengembangan seni budaya yang dilakukan secara intensif perkampungan seniman Ubud.

"Tanpa aktivitas seni budaya Ubud bisa menjadi gersang, kunjungan wisatawan tidak seperti sekarang," tutur Tjokorda Raka Kertiyasa yang kembali terpilih sebagai anggota DPRD Bali untuk kedua kalinya periode 2014-2019. (ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014