Badung (Antara Bali) - Sebanyak 43 unit koperasi dari 437 koperasi yang ada di Kabupaten Badung, Bali, kini tidak dapat berkembang lagi alias bangkrut.
"Dari sekitar 43 unit koperasi di Badung saat ini yang tidak aktif itu sebagian besar bergerak sebagai koperasi simpan pinjam," kata Kadisprindag dan Koperasi Pemkab Badung Ni Putu Murniathi, didampingi Kabag Humas & Protokol I Gde Widjaya kepada wartawan, Selasa.
Masih banyaknya koperasi di Badung yang tidak aktif tersebut, lebih disebabkan karena kendala faktor teknis, namun jika jumlahnya dibandingkan dengan tahun 2008 sebenarnya mengalami penurunan.
"Pola manajemen dan SDM yang kurang memadai, serta tidak diindahkannya prinsip dasar koperasi, menjadi faktor utama sejumlah koperasi itu menghentikan operasionalnya," kata Murniathi.
Selain itu, katanya, tidak dilaksanakan rapat akhir tahunan (RAT) secara berkala serta pemilihan pengurus tidak berlangsung kontinyu menjadikan koperasi tersebut tidak bisa berkembang lagi dalam menjawab kebutuhan anggotanya.
"Jadi tidak aktifnya koperasi bukan karena peraturan daerah (perda) yang menghambat perkembangan koperasi. Memang di tingkat nasional ada 150 perda yang dinilai menghambat pertumbuhan koperasi, namun kami tegaskan perda seperti itu tidak ditemukan di Kabupaten Badung," tandas dia.
Di pihak lain, Murniathi menyebutkan hingga akhir tahun 2009, perkembangan perkoperasian di Badung menunjukan peningkatan cukup pesat.
"Total aset yang dimiliki mencapai Rp426,8 miliar, dengan sisa hasil usaha sebesar Rp15,9 miliar lebih," sebutnya.
Tidak heran, jika kini koperasi mulai banyak merambah sektor sektor usaha baru yang mendukung perekonomian daerah.
Dicontohkan Murniati, sejumlah investasi bidang agrobisnis di Kecamatan Petang telah bekerja sama dengan pihak koperasi setempat. Saat ini, ujar dia, bahkan sudah melakukan penanaman sayur mayur organik dengan orientasi pasar ekspor maupun untuk konsumsi hotel-hotel berbintang.
"Ada investor berasal dari Taiwan berencana melibatkan masyarakat petani setempat menanam sayur serta buah tropis untuk di ekspor ke luar negeri," jelas Murniathi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Dari sekitar 43 unit koperasi di Badung saat ini yang tidak aktif itu sebagian besar bergerak sebagai koperasi simpan pinjam," kata Kadisprindag dan Koperasi Pemkab Badung Ni Putu Murniathi, didampingi Kabag Humas & Protokol I Gde Widjaya kepada wartawan, Selasa.
Masih banyaknya koperasi di Badung yang tidak aktif tersebut, lebih disebabkan karena kendala faktor teknis, namun jika jumlahnya dibandingkan dengan tahun 2008 sebenarnya mengalami penurunan.
"Pola manajemen dan SDM yang kurang memadai, serta tidak diindahkannya prinsip dasar koperasi, menjadi faktor utama sejumlah koperasi itu menghentikan operasionalnya," kata Murniathi.
Selain itu, katanya, tidak dilaksanakan rapat akhir tahunan (RAT) secara berkala serta pemilihan pengurus tidak berlangsung kontinyu menjadikan koperasi tersebut tidak bisa berkembang lagi dalam menjawab kebutuhan anggotanya.
"Jadi tidak aktifnya koperasi bukan karena peraturan daerah (perda) yang menghambat perkembangan koperasi. Memang di tingkat nasional ada 150 perda yang dinilai menghambat pertumbuhan koperasi, namun kami tegaskan perda seperti itu tidak ditemukan di Kabupaten Badung," tandas dia.
Di pihak lain, Murniathi menyebutkan hingga akhir tahun 2009, perkembangan perkoperasian di Badung menunjukan peningkatan cukup pesat.
"Total aset yang dimiliki mencapai Rp426,8 miliar, dengan sisa hasil usaha sebesar Rp15,9 miliar lebih," sebutnya.
Tidak heran, jika kini koperasi mulai banyak merambah sektor sektor usaha baru yang mendukung perekonomian daerah.
Dicontohkan Murniati, sejumlah investasi bidang agrobisnis di Kecamatan Petang telah bekerja sama dengan pihak koperasi setempat. Saat ini, ujar dia, bahkan sudah melakukan penanaman sayur mayur organik dengan orientasi pasar ekspor maupun untuk konsumsi hotel-hotel berbintang.
"Ada investor berasal dari Taiwan berencana melibatkan masyarakat petani setempat menanam sayur serta buah tropis untuk di ekspor ke luar negeri," jelas Murniathi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010