Aix-En-Provence,
Prancis (Antara Bali) - Kegiatan ekonomi global akan menguat pada
semester kedua tahun ini dan berakselerasi pada 2015, meskipun momentum
bisa lebih lemah dari harapan, kata Ketua IMF Christine Lagarde, Minggu,
mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan tipis perkiraan pertumbuhan oleh
lembaga donor itu.
Lagarde mengatakan kebijakan akomodatif bank sentral mungkin hanya memiliki dampak terbatas pada permintaan dan bahwa negara-negara harus meningkatkan pertumbuhan dengan investasi bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, asalkan utang mereka berkelanjutan.
Pembaruan prospek ekonomi global IMF (Dana Moneter Internasional), diperkirakan akhir bulan ini, akan "sangat sedikit berbeda" dari perkiraan yang diterbitkan bulan April, katanya.
Pada bulan April lalu, IMF memperkirakan bahwa output global akan tumbuh 3,6 persen pada 2014 dan 3,9 persen pada 2015.
"Aktivitas global akan menguat tapi momentum bisa kurang kuat dibanding yang kita perkirakan karena potensi pertumbuhan lebih lemah dan investasi...tetap senyap," katanya dalam sebuah konferensi ekonomi di Prancis selatan.
Lagarde yang menyarankan agar lebih banyak investasi publik, mengatakan "defisit investasi" baik pada sektor publik maupun swasta teleh menyeret turun pertumbuhan di sebagian besar negara.
"Meskipun banyak tanggapan terhadap krisis...pemulihan sederhana, melelahkan, rapuh, dan langkah-langkah untuk mendorong permintaan, meskipun niat baik bank-bank sentral, akan menemui batas mereka.
"Karena itu kami terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan upaya-upaya memperkuat pertumbuhan," tambahnya dikutip Reuters. "Ini adalah kesempatan di sejumlah negara untuk meluncurkan investasi, tanpa mengancam kelangsungan hidup keuangan negara."
Lagarde mengatakan beberapa kali dalam pidatonya bahwa, meskipun sekarang bisa menjadi momentum untuk beberapa negara meningkatkan investasi publik, tidak semua dari mereka mampu melakukannya. Dampak positif dari investasi publik terhadap pertumbuhan bisa cukup kuat untuk memungkinkan beberapa proyek negara tanpa membebani rasio utang terhadap PDB, katanya.
Setelah kuartal pertama yang jauh lebih mengecewakan dari yang diharapkan, sekarang ada rebound (penguatan kembali) ditandai dalam ekonomi AS. Pertumbuhan akan lebih cepat, kata Lagarde, selama pengurangan kebijakan moneter longgar Federal Reserve berjalan baik dan ada kerangka anggaran jangka menengah yang tepat.
Zona Euro secara perlahan keluar dari resesi dan sangat penting bahwa negara terus melaksanakan reformasi, termasuk menyelesaikan penyatuan perbankan (banking union).
Lagarde menegaskan IMF tidak mengharapkan perlambatan "brutal" di China (sekarang Tiongkok).
"Melihat pada pertumbuhan negara-negara Asia, dan khususnya China, kami yakin karena kami tidak melihat perlambatan brutal selain sedikit perlambatan pertumbuhan yang terjadi..lebih berkelanjutan dan kami kira pada 7 hingga 7,5 persen tahun ini," demikian Lagarde. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Lagarde mengatakan kebijakan akomodatif bank sentral mungkin hanya memiliki dampak terbatas pada permintaan dan bahwa negara-negara harus meningkatkan pertumbuhan dengan investasi bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, asalkan utang mereka berkelanjutan.
Pembaruan prospek ekonomi global IMF (Dana Moneter Internasional), diperkirakan akhir bulan ini, akan "sangat sedikit berbeda" dari perkiraan yang diterbitkan bulan April, katanya.
Pada bulan April lalu, IMF memperkirakan bahwa output global akan tumbuh 3,6 persen pada 2014 dan 3,9 persen pada 2015.
"Aktivitas global akan menguat tapi momentum bisa kurang kuat dibanding yang kita perkirakan karena potensi pertumbuhan lebih lemah dan investasi...tetap senyap," katanya dalam sebuah konferensi ekonomi di Prancis selatan.
Lagarde yang menyarankan agar lebih banyak investasi publik, mengatakan "defisit investasi" baik pada sektor publik maupun swasta teleh menyeret turun pertumbuhan di sebagian besar negara.
"Meskipun banyak tanggapan terhadap krisis...pemulihan sederhana, melelahkan, rapuh, dan langkah-langkah untuk mendorong permintaan, meskipun niat baik bank-bank sentral, akan menemui batas mereka.
"Karena itu kami terus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan upaya-upaya memperkuat pertumbuhan," tambahnya dikutip Reuters. "Ini adalah kesempatan di sejumlah negara untuk meluncurkan investasi, tanpa mengancam kelangsungan hidup keuangan negara."
Lagarde mengatakan beberapa kali dalam pidatonya bahwa, meskipun sekarang bisa menjadi momentum untuk beberapa negara meningkatkan investasi publik, tidak semua dari mereka mampu melakukannya. Dampak positif dari investasi publik terhadap pertumbuhan bisa cukup kuat untuk memungkinkan beberapa proyek negara tanpa membebani rasio utang terhadap PDB, katanya.
Setelah kuartal pertama yang jauh lebih mengecewakan dari yang diharapkan, sekarang ada rebound (penguatan kembali) ditandai dalam ekonomi AS. Pertumbuhan akan lebih cepat, kata Lagarde, selama pengurangan kebijakan moneter longgar Federal Reserve berjalan baik dan ada kerangka anggaran jangka menengah yang tepat.
Zona Euro secara perlahan keluar dari resesi dan sangat penting bahwa negara terus melaksanakan reformasi, termasuk menyelesaikan penyatuan perbankan (banking union).
Lagarde menegaskan IMF tidak mengharapkan perlambatan "brutal" di China (sekarang Tiongkok).
"Melihat pada pertumbuhan negara-negara Asia, dan khususnya China, kami yakin karena kami tidak melihat perlambatan brutal selain sedikit perlambatan pertumbuhan yang terjadi..lebih berkelanjutan dan kami kira pada 7 hingga 7,5 persen tahun ini," demikian Lagarde. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014