Denpasar (Antara Bali) - Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Dr I Gusti Ayu Srinatih, SST MSI menilai, globalisasi juga memberikan pengaruh terhadap penciptaan karya seni dan berbagai produk menyangkut aspek kehidupan masyarakat, termasuk di Bali.
"Permainan anak-anak dolanan `mebarong-barongan` yang diangkat dari kearifan lokal Bali yakni menyanyi dan menari untuk bersenang-senang adalah sebuah produk budaya baru bersumber dari dolanan tradisi yang dipengaruhi oleh globalisasi," kata Ayu Srinatih di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sebuah pementasan yang menonjolkan keindahan dan kesenangan anak-anak untuk bermain dikemas dengan model kekinian yang mampu mencerminkan adanya makna kreativitas.
Oleh sebab itu, globalisasi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap ideologi dan budaya kreativitas seniman di wilayah Kabupaten Badung dan Bali pada pada umumnya, ujarnya.
Srinatih dosen Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Denpasar itu menjelaskan, hasil garapan dolan mebarong-barongan mampu menampilkan nilai-nilai estetis posmodern dengan simbol-simbol yang merupakan permainan tanda.
Kehadiran karya seni baru itu merupakan transformasi dari dolanan tradisi itu adalah perubahan yang direncanakan untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya, sekaligus menjaga dari keterpinggiran dan kepunahan.
Upaya itu dilakukan dengan mengemasnya sesuai dengan perkembangan era globalisasi. Melalui aktivitas latihan dan pementasan representasi "dolanan mebarong-barongan", anak-anak seusia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama itu diberikan keterampilan.
Mereka diajarkan tentang disiplin, etika dan estetika, karena permainan yang diangkat dari kearifan lokal Bali itu mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa, sehingga anak-anak secara tidak langsung mendapatkan penanaman nilai budaya yang positif.
Hal itu sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa si anak sehingga nantinya akan memiliki karakter dan kepribadian yang kuat, ujar Srinatih. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Permainan anak-anak dolanan `mebarong-barongan` yang diangkat dari kearifan lokal Bali yakni menyanyi dan menari untuk bersenang-senang adalah sebuah produk budaya baru bersumber dari dolanan tradisi yang dipengaruhi oleh globalisasi," kata Ayu Srinatih di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sebuah pementasan yang menonjolkan keindahan dan kesenangan anak-anak untuk bermain dikemas dengan model kekinian yang mampu mencerminkan adanya makna kreativitas.
Oleh sebab itu, globalisasi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap ideologi dan budaya kreativitas seniman di wilayah Kabupaten Badung dan Bali pada pada umumnya, ujarnya.
Srinatih dosen Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Denpasar itu menjelaskan, hasil garapan dolan mebarong-barongan mampu menampilkan nilai-nilai estetis posmodern dengan simbol-simbol yang merupakan permainan tanda.
Kehadiran karya seni baru itu merupakan transformasi dari dolanan tradisi itu adalah perubahan yang direncanakan untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya, sekaligus menjaga dari keterpinggiran dan kepunahan.
Upaya itu dilakukan dengan mengemasnya sesuai dengan perkembangan era globalisasi. Melalui aktivitas latihan dan pementasan representasi "dolanan mebarong-barongan", anak-anak seusia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama itu diberikan keterampilan.
Mereka diajarkan tentang disiplin, etika dan estetika, karena permainan yang diangkat dari kearifan lokal Bali itu mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa, sehingga anak-anak secara tidak langsung mendapatkan penanaman nilai budaya yang positif.
Hal itu sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa si anak sehingga nantinya akan memiliki karakter dan kepribadian yang kuat, ujar Srinatih. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014