Denpasar (Antara Bali) - Ketua Tim Pemenangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla di Bali, Wayan Koster mengharapkan pendukung capres/cawapres nomor urut dua tidak tergoda terhadap gerakan menggembosi dukungan.
"Kami amati strategi dari lawan untuk menggembosi dukungan sudah mulai tampak. Bahkan kami sudah menerima laporan itu dari sejumlah tim pemenangan dan relawan di kabupaten," kata Koster pada acara "Deklarasi Komunitas Pilih Dua (PD) Bali" di Denpasar, Minggu.
Ia mengharapkan kepada masyarakat pendukung capres dan cawapres Jokowi-JK untuk selalu waspada terhadap serangan tersebut. Semakin dekat pelaksanaan pemilihan umum presiden dan wakil presiden tersebut, maka tim pemenangan lawan pasti semakin gencar melakukan serangan.
"Tim pemenangan lawan sudah melakukan gerakan kepada masyarakat, yakni dengan memberikan sumbangan sembilan kebutuhan pokok (sembako). Tim pemenangan mereka sudah siap-siap membagikan sembako," katanya.
Menurut Koster, gerakan dari tim pemenangan lawan dalam upaya menggembosi dukungan kepada capres Jokowi-JK adalah memberi sembako itu kepada masyarakat yang tinggal di perdesaan, antara lain di Kabupaten Buleleng.
"Bahkan kami sudah mendengar isu akan ada pencairan uang kepada masyarakat pemilih. Kalau ada gerakan seperti ini silakan terima saja sembako dan duitnya, tapi pilihan agar tetap pada capres nomor urut dua (Jokowi-JK)," kata politikus asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng.
Ia menjelaskan di tim pemenangan capres dan cawapres Jokowi-JK adalah dengan sukarela dalam melakukan gerakan, termasuk saat kampanye ini. Pihaknya menerapkan sistem gotong-royong dari masyarakat pendukung.
"Tidak ada kucuran dana khusus dari tim pemenangan pusat dalam melakukan kampanye di Bali. Semuanya sukarela dan gotong-royong dari masyarakat pendukung capres Jokowi-JK," kata anggota DPR-RI itu.
Koster menekankan kepada masyarakat pendukung setia capres Jokowi-JK agar tidak goyah menentukan pilihan pada Pilpres mendatang, walau nantinya ada gerakan menarik dukungan tersebut, seperti pembagian sembako di desa-desa.
"Kami harapkan masyarakat dalam menentukan pilihan harus rasional dan cerdas. Jika salah menentukan pilihan, maka selama lima tahun akan dirasakan masyarakat. Kami minta masyarakat tidak tergiur oleh sumbangan sembako dan pembagian uang yang bersifat sesaat dirasakan itu," katanya.
Pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasang kandidat, yaitu capres dan cawapres Prabowo Subianto dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami amati strategi dari lawan untuk menggembosi dukungan sudah mulai tampak. Bahkan kami sudah menerima laporan itu dari sejumlah tim pemenangan dan relawan di kabupaten," kata Koster pada acara "Deklarasi Komunitas Pilih Dua (PD) Bali" di Denpasar, Minggu.
Ia mengharapkan kepada masyarakat pendukung capres dan cawapres Jokowi-JK untuk selalu waspada terhadap serangan tersebut. Semakin dekat pelaksanaan pemilihan umum presiden dan wakil presiden tersebut, maka tim pemenangan lawan pasti semakin gencar melakukan serangan.
"Tim pemenangan lawan sudah melakukan gerakan kepada masyarakat, yakni dengan memberikan sumbangan sembilan kebutuhan pokok (sembako). Tim pemenangan mereka sudah siap-siap membagikan sembako," katanya.
Menurut Koster, gerakan dari tim pemenangan lawan dalam upaya menggembosi dukungan kepada capres Jokowi-JK adalah memberi sembako itu kepada masyarakat yang tinggal di perdesaan, antara lain di Kabupaten Buleleng.
"Bahkan kami sudah mendengar isu akan ada pencairan uang kepada masyarakat pemilih. Kalau ada gerakan seperti ini silakan terima saja sembako dan duitnya, tapi pilihan agar tetap pada capres nomor urut dua (Jokowi-JK)," kata politikus asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng.
Ia menjelaskan di tim pemenangan capres dan cawapres Jokowi-JK adalah dengan sukarela dalam melakukan gerakan, termasuk saat kampanye ini. Pihaknya menerapkan sistem gotong-royong dari masyarakat pendukung.
"Tidak ada kucuran dana khusus dari tim pemenangan pusat dalam melakukan kampanye di Bali. Semuanya sukarela dan gotong-royong dari masyarakat pendukung capres Jokowi-JK," kata anggota DPR-RI itu.
Koster menekankan kepada masyarakat pendukung setia capres Jokowi-JK agar tidak goyah menentukan pilihan pada Pilpres mendatang, walau nantinya ada gerakan menarik dukungan tersebut, seperti pembagian sembako di desa-desa.
"Kami harapkan masyarakat dalam menentukan pilihan harus rasional dan cerdas. Jika salah menentukan pilihan, maka selama lima tahun akan dirasakan masyarakat. Kami minta masyarakat tidak tergiur oleh sumbangan sembako dan pembagian uang yang bersifat sesaat dirasakan itu," katanya.
Pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasang kandidat, yaitu capres dan cawapres Prabowo Subianto dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut dua. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014