Denpasar (Antara Bali) - Wakil Penasehat Tim Pemenangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Bali Made Mudarta menganggap hal positif terhadap adanya surat dari Prabowo Subianto kepada sejumlah guru di Denpasar.
"Menurut saya adalah hal positif dari tindakan Pak Prabowo selaku pribadi yang mau merendahkan diri untuk memohon doa restu dukungan menjadi capres kepada masyarakat," katanya di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan sosok capres yang mau meminta doa restu kepada kalangan masyarakat, baik secara langsung maupun lewat surat menandakan dia menyadari tanpa dukungan masyarakat seorang pemimpin tidak akan bisa bergerak sesuai dengan visi dan misi untuk kemajuan bangsa.
"Hal-hal seperti ini yang diharapkan kepada masyarakat, sebab secara tidak langsung dalam surat tersebut sudah menyebutkan visi dan misinya jika nanti terpilih menjadi presiden lima tahun ke depan," ucap Mudarta yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Bali.
Menurut Mudarta, dengan surat tersebut secara tidak langsung Prabowo berani kontrak politik sesuai dengan visi dan misinya kepada masyarakat.
"Pemimpin yang memiliki sikap patriotik, tegas, cerdas, berwibawa tersebut berani menyebarkan surat seperti itu adalah bentuk komitmen untuk menyatakan siap memajukan bangsa ke depan," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Sukses Pemenangan Capres dan Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa menyayangkan pola kampanye seperti itu.
"Apalagi sampai menyasar pegawai negeri sipil (PNS). Karena selama ini PNS harus bersikap netral dalam pilpres nanti. Ini semestinya tidak terjadi, karena semua komponen harus menghormati netralitas PNS," katanya.
Terkait adanya surat Prabowo yang menyasar para guru di sekolah-sekolah di Denpasar, Agus Arya Wibawa mengatakan pihaknya segera akan melakukan koordinasi dengan tim kampanye dan pemenangan Jokowi-JK Kota Denpasar.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga akan mengecek sejauh mana sekolah-sekolah telah mendapat surat serupa.
"Kami segera melakukan koordinasi untuk mengambil sikap terkait surat tersebut yang menyasar ke sejumlah sekolah-sekolah di Denpasar," kata politikus PDIP asal Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan.
Bendahara Pemenangan Jokowi-JK Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata, menyatakan surat ajakan untuk memilih capres Prabowo tidak seharusnya dikirim ke sekolah-sekolah yang ditujukan kepada guru-guru atau pegawai. Kalau ingin mengirim surat lebih elok ke personal maupun ke rumah masing-masing guru.
"Surat Prabowo yang dikirim ke SMPN 7 Denpasar ditemukan oleh relawan kami. Yang mengirim apakah petugas pos atau bukan, dan surat tersebut ditaruh di pos jaga Satpam tanpa ada tanda terimanya," kata Kompyang Wiranata.
Dalam selebaran tersebut tercantum surat pribadi Prabowo Subianto. Surat tersebut ditujukan kepada guru dan pegawai sekolah dengan mencantumkan nama secara benar. Surat itu berisikan permohonan dukungan atas pencalonan Prabowo sebagai Calon Presiden RI. Prabowo meminta dukungan untuk menambah semangat Prabowo dalam menghadapi Pilpres 9 Juli mendatang.
Kompyang Wirana mengaku, surat Prabowo yang dikirim ke sekolah-sekolah bukan hanya terjadi di Denpasar, melainkan sudah dilakukan di Jawa. Karena guru dan PNS netral dalam Pilpres ini.
"Kami sangat menyesalkan tim sukses Prabowo-Hatta dalam berjuang dengan cara kurang tepat," ucapnya.
Dari pemantauan sedikitnya terdapat 79 surat ditaruh di pos Satpam ditujukan kepada guru dan pegawai SMPN 7 Denpasar. Selain para guru, surat juga diterima oleh petugas satpam, serta pegawai honor di sekolah itu.
"Ini menjadi pertanyaan masyarakat, karena nama-nama guru di sekolah itu semua tercatat dan benar namanya. Mungkin bukan hanya SMPN 7 Denpasar yang menerima surat tersebut, diduga sekolah-sekolah SMP atau SMA/SMK di Kota Denpasar menerima surat Prabowo tersebut," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Menurut saya adalah hal positif dari tindakan Pak Prabowo selaku pribadi yang mau merendahkan diri untuk memohon doa restu dukungan menjadi capres kepada masyarakat," katanya di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan sosok capres yang mau meminta doa restu kepada kalangan masyarakat, baik secara langsung maupun lewat surat menandakan dia menyadari tanpa dukungan masyarakat seorang pemimpin tidak akan bisa bergerak sesuai dengan visi dan misi untuk kemajuan bangsa.
"Hal-hal seperti ini yang diharapkan kepada masyarakat, sebab secara tidak langsung dalam surat tersebut sudah menyebutkan visi dan misinya jika nanti terpilih menjadi presiden lima tahun ke depan," ucap Mudarta yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Bali.
Menurut Mudarta, dengan surat tersebut secara tidak langsung Prabowo berani kontrak politik sesuai dengan visi dan misinya kepada masyarakat.
"Pemimpin yang memiliki sikap patriotik, tegas, cerdas, berwibawa tersebut berani menyebarkan surat seperti itu adalah bentuk komitmen untuk menyatakan siap memajukan bangsa ke depan," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Sukses Pemenangan Capres dan Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa menyayangkan pola kampanye seperti itu.
"Apalagi sampai menyasar pegawai negeri sipil (PNS). Karena selama ini PNS harus bersikap netral dalam pilpres nanti. Ini semestinya tidak terjadi, karena semua komponen harus menghormati netralitas PNS," katanya.
Terkait adanya surat Prabowo yang menyasar para guru di sekolah-sekolah di Denpasar, Agus Arya Wibawa mengatakan pihaknya segera akan melakukan koordinasi dengan tim kampanye dan pemenangan Jokowi-JK Kota Denpasar.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga akan mengecek sejauh mana sekolah-sekolah telah mendapat surat serupa.
"Kami segera melakukan koordinasi untuk mengambil sikap terkait surat tersebut yang menyasar ke sejumlah sekolah-sekolah di Denpasar," kata politikus PDIP asal Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan.
Bendahara Pemenangan Jokowi-JK Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata, menyatakan surat ajakan untuk memilih capres Prabowo tidak seharusnya dikirim ke sekolah-sekolah yang ditujukan kepada guru-guru atau pegawai. Kalau ingin mengirim surat lebih elok ke personal maupun ke rumah masing-masing guru.
"Surat Prabowo yang dikirim ke SMPN 7 Denpasar ditemukan oleh relawan kami. Yang mengirim apakah petugas pos atau bukan, dan surat tersebut ditaruh di pos jaga Satpam tanpa ada tanda terimanya," kata Kompyang Wiranata.
Dalam selebaran tersebut tercantum surat pribadi Prabowo Subianto. Surat tersebut ditujukan kepada guru dan pegawai sekolah dengan mencantumkan nama secara benar. Surat itu berisikan permohonan dukungan atas pencalonan Prabowo sebagai Calon Presiden RI. Prabowo meminta dukungan untuk menambah semangat Prabowo dalam menghadapi Pilpres 9 Juli mendatang.
Kompyang Wirana mengaku, surat Prabowo yang dikirim ke sekolah-sekolah bukan hanya terjadi di Denpasar, melainkan sudah dilakukan di Jawa. Karena guru dan PNS netral dalam Pilpres ini.
"Kami sangat menyesalkan tim sukses Prabowo-Hatta dalam berjuang dengan cara kurang tepat," ucapnya.
Dari pemantauan sedikitnya terdapat 79 surat ditaruh di pos Satpam ditujukan kepada guru dan pegawai SMPN 7 Denpasar. Selain para guru, surat juga diterima oleh petugas satpam, serta pegawai honor di sekolah itu.
"Ini menjadi pertanyaan masyarakat, karena nama-nama guru di sekolah itu semua tercatat dan benar namanya. Mungkin bukan hanya SMPN 7 Denpasar yang menerima surat tersebut, diduga sekolah-sekolah SMP atau SMA/SMK di Kota Denpasar menerima surat Prabowo tersebut," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014