Tabanan (Antara Bali) - Objek wisata Tanah Lot mengelola empat sumber pendapatan yang cukup potensial dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan, Bali.

"Keempat sumber pendapatan itu meliputi karcis masuk bagi wisatawan, parkir, pasar seni, dan pajak dari sewa tanah yang dijadikan lokasi pembangunan kioas yang menjual berbagai jenis cinderamata," kata Manager Badan Otorita Tanah Lot  I Made Sujana di objek wisata Tanah Lot, Jumat.

Ia mengatakan, di sekitar objek tersebut kini dibangun 460 kios, 234 buah diantaranya dibangun di atas tanah milik Pemkab Tabanan dan 226 kios dibangun di atas tanah milik pribadi.

"Hampir 90 persen pemilik artshop masyarakat Desa Adat Braban sehingga mampu memberi dampak  positif  terhadap kehidupan masyarakat setempat," ujarnya.

Menurut I Made Sujana, bagi pemilik kios yang dibangun di atas tanah Pemkab dikenakan sewa tanah dan konstribusi. Sedangkan pemilik artshop yang memakai tanahnya sendiri hanya dikenakan kontribusi berupa karcis pasar.

Sewa kios yang berada di atas tanah milik Pemkab sebesar Rp 1.100 per meter persegi per bulan. Sementara untuk konstribusi sebesar Rp 1.200 yang diambil setiap hari atau setiap buka.

"Dengan biaya itu, mereka tidak dipungut lagi biaya ketertiban, keamanan, dan sampah," ujar I Made Sujana.

Setiap wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Tanah Lot wajib membayar karcis masuk dan parkir. Sementara bagi, masyarakat yang ingin sembahyang hanya dikenakan biaya parkir.

"Parkir itu perlu. Karena setiap yang parkir di Tanah Lot akan diasuransikan, selain diberi pelayanan yang baik," ucapnya.

Jika terjadi masalah di tempat parkir, misalnya, tabrakan atau ditabrak, akan diberikan pelayanan. Harga karcis parkir sepeda motor Rp 2.000, mobil Rp 5.000 dan busRp 10.000. Dalam sehari, sepeda motor yang parkir rata rata 142 buah, mobil 876 buah dan bus 143 buah.

Bagi wisatawan yang tidak membayar karcis masuk, jelas Sujana, tidak akan bisa lolos karena di setiap pos akan ada pemeriksanaan tiket masuk. Biasanya, yang nakal itu para paramuwisata dengan memainkan jumlah orang.

"Itu dulu, kini setelah mereka sudah tahu pengawasan kita yang super ketat makanya mereka sadar," terangnya.

Dalam hal ini, jelas Sujana, pihaknya melakukan dua pengawasan. Setelah wisatawan masuk membeli tiket, kemudian dilakukan pengecekan setelah memasuki objek. Kemudian pengecekan juga di lapangan oleh petugas. Kalau ada tamu yang tidak mambawa karcis maka guide mereka diberikan tugas untuk membelinya.

Berdasarkan data, kunjungan wisatawan ke Tanah Lot di bulan Juni 2010 rata-rata per hari mencapai 7.706 orang. terdiri atas 5.450 orang wisatawan mancanegara dan 2.266 wisatawan domestik.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010