Denpasar (Antara Bali) - Seorang ekspotir berpendapat perajin Bali dengan nilai seni lokal mampu memproduksi aneka kerajinan unik dan menarik, sesuai dengan selera masyarakat Jepang yang menghargai kualitas serta kepraktisan.
Perajin mampu mengikuti pola hidup masyarakat Negeri Matahari Terbit itu yang meminta kualitas terbaik terhadap aneka barang kerajinan, sehingga ekspor naik terus,. kata eksportir Aneka Kerajinan Bali, Made Sudiana di Denpasar Senin.
Aneka kerajinan buatan masyarakat Bali seperti perabotan rumah tangga dari anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, sumpit yang dibuat dengan artistik dari bahan baku kayu hitam yang dilapisi perak berukir khas Bali laku di Jepang.
Garmen buatan wanita perajin Pulau Dewata dengan rancang bangun bermuatan budaya lokal juga banyak diterbangkan ke Jepang selain pakaian tradisional Jepang jenis kimono juga ada di produksi di Pulau Dewata, kata Made.
Bagi konsumen di Jepang, harga tinggi tidak menjadi masalah asalkan kerajinan tersebut dibuat dalam bentuk yang praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat di sana yang lebih mementingkan masalah mutu.
Made yang banyak memperdagangkan hasil kerajinan ke negeri itu mengatakan, Jepang merupakan negeri pembeli produk nonmigas Bali yang terbanyak kedua setelah Amerika Serikat. Sedangkan yag ketiga adalah Singapura.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, masyarakat Jepang banyak membeli hasil laut dari Bali seperti tuna segar maupun yang sudah diawetkan yang nilainya hampir 42,20 persen dari seluruh devisa yang dikeluarkan sebanyak 25 juta dolar AS selama Januari-April 2014.
Selebihnya adalah aneka barang kerajinan antara lain anyaman yang devisanya mencapai 16,67 persen, perabotan rumah tangga 7,29 persen, aneka barang seni dari batu padas 7,21 persen, pakaian 6,50 persen.
Realisasi ekspor nonmigas Bali selama Januari-April 2014 berniilai 178,9 juta dolar, terbanyak disumbangkan oleh Amerika Serikat 36,8 juta dolar disusul Jepang 25 juta dolar dan di temppat ketiga adalah Singapura 15,2 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Perajin mampu mengikuti pola hidup masyarakat Negeri Matahari Terbit itu yang meminta kualitas terbaik terhadap aneka barang kerajinan, sehingga ekspor naik terus,. kata eksportir Aneka Kerajinan Bali, Made Sudiana di Denpasar Senin.
Aneka kerajinan buatan masyarakat Bali seperti perabotan rumah tangga dari anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, sumpit yang dibuat dengan artistik dari bahan baku kayu hitam yang dilapisi perak berukir khas Bali laku di Jepang.
Garmen buatan wanita perajin Pulau Dewata dengan rancang bangun bermuatan budaya lokal juga banyak diterbangkan ke Jepang selain pakaian tradisional Jepang jenis kimono juga ada di produksi di Pulau Dewata, kata Made.
Bagi konsumen di Jepang, harga tinggi tidak menjadi masalah asalkan kerajinan tersebut dibuat dalam bentuk yang praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat di sana yang lebih mementingkan masalah mutu.
Made yang banyak memperdagangkan hasil kerajinan ke negeri itu mengatakan, Jepang merupakan negeri pembeli produk nonmigas Bali yang terbanyak kedua setelah Amerika Serikat. Sedangkan yag ketiga adalah Singapura.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, masyarakat Jepang banyak membeli hasil laut dari Bali seperti tuna segar maupun yang sudah diawetkan yang nilainya hampir 42,20 persen dari seluruh devisa yang dikeluarkan sebanyak 25 juta dolar AS selama Januari-April 2014.
Selebihnya adalah aneka barang kerajinan antara lain anyaman yang devisanya mencapai 16,67 persen, perabotan rumah tangga 7,29 persen, aneka barang seni dari batu padas 7,21 persen, pakaian 6,50 persen.
Realisasi ekspor nonmigas Bali selama Januari-April 2014 berniilai 178,9 juta dolar, terbanyak disumbangkan oleh Amerika Serikat 36,8 juta dolar disusul Jepang 25 juta dolar dan di temppat ketiga adalah Singapura 15,2 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014