Denpasar (Antara Bali) - Andil subsektor hortikultura dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP-H) Bali mengalami kenaikan sebesar 2,29 persen dari 101,60 persen pada April 2014 menjadi 103,93 persen dalam bulan Mei lalu.

"Kenaikan NTP pada subsektor hortikultura berkat naiknya indeks yang diterima petani sebesar 2,56 persen lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,26 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, kenaikan indeks yang diterima petani didorong oleh naiknya indeks harga kelompok buah-buahan sebesar 2,75 persen, sayur mayur 2,14 persen dan tanaman obat 0,34 persen.

Kenaikan harga kelompok buah-buahan secara umum didorong oleh tingginya permintaan buah-buahan menjelang Galungan, hari raya terbesar umat Hindu, menyusul Hari Raya Kuningan pada aklir Mei lalu.

Panusunan Siregar menambahkan, komoditas kelompok buah-buahan yang mengalami kenaikan harga antara lain mangga sebesar 10 persen, anggur lima persen, salak 4,42 persen, pisang 3,03 persen dan jeruk 2,33 persen.

Sementara kenaikan indeks kelompok sayur mayur antara lain dipicu oleh naiknya harga komoditas lobak sebesar 20 persen, tomat 12,91 persen, kol/kubis 6,20 persen, sawi 6,04 persen dan kembang kol lima persen.

Panusunan Siregar menjelaskan, kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,17 persen dan biaya produksi serta penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,17 persen. (ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014