Australia Tegaskan Kedaulatan Hadapi Penyelundupan Manusia

Rabu, 4 Juni 2014 15:50 WIB

Canberra (Antara Bali) - Pemerintah Australia menganggap masalah penyelundupan manusia lewat laut ke wilayahnya adalah hal yang menyangkut kedaulatan.

"Kami memandang hal ilegal berupa penyelundupan manusia yang terus menerus ini sebagai masalah kedaulatan," kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di Canberra, Rabu.

Menlu Australia mengemukakan hal tersebut di ruang kerjanya ketika menerima sejumlah wartawan Indonesia.

Dia mengemukakan Australia ingin menghentikan penyelundupan manusia  ke wilayahnya.

Bishop mengemukakan mereka ingin membantu Indonesia dalam menghentikan para imigran gelap berlayar meninggalkan Indonesia menuju Australia.

Menurut Bishop, pada masa pemerintahan sebelumnya di Australia, ada 550 perahu dari perairan Indonesia yang mengangkut imigran gelap berusaha masuk wilayah negara itu.

Bishop mengemukakan hingga kini ada 1.200 orang tewas dalam usaha penyelundupan manusia ke Australia lewat laut.

"Kami ingin terus bekerja sama dengan Indonesia untuk menangani hal ini dan menghentikan untuk selamanya model bisnis penyelundupan manusia ini," kata Menlu Australia.

Kerja sama yang erat dengan Indonesia, lanjutnya, akan menjadi pesan kepada pelaku penyelundupan manusia bahwa mereka tidak dapat beroperasi di Indonesia.

"Mereka adalah sindikat kriminal," kata Bishop.

Ketika ditanya wartawan mengenai kebijakan Australia mengusir perahu-perahu yang mengangkut imigran gelap menuju Australia, Bishop menjawab;

"Mereka berangkat dari wilayah Indonesia, awaknya orang Indonesia, perahunya berbendera Indonesia. Jika sekarang ada kapal berangkat dari Australia dan ingin masuk perairan Indonesia, tentu hak Indonesia juga untuk memutuskan (tindakan yang akan dilakukan)," kata Bishop.

Dia juga mengemukakan Australia juga bekerja sama dengan pemerintah negara asal imigran gelap seperti Iran, Irak, Afghanistan, dan Pakistan dalam membongkar sindikat penyelundupan manusia tersebut.

"Para otaknya sudah ada beberapa yang ditangkap dan dihukum," katanya.

Lebih lanjut dia mengemukakan Australia juga bekerja sama dengan negara transit para imigran gelap yaitu Sri Lanka, Malaysia, dan Indonesia.

"Kita kerja sama dalam kerangka Bali Process untuk menemukan jalan keluar berupa penampungan bagi mereka yang benar-benar pengungsi. Semua pihak di wilayah ini sudah setuju menempuh Bali Process."

Bali Process adalah forum resmi internasional yang didirikan tahun 2002 yang membahas masalah-masalah terkait penyelundupan manusia, perdagangan manusia dan kejahatan transnasional. (WDY)

Pewarta: Oleh Aditia Maruli

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014

Terkait

Penggagalan Ekspor Tengkorak Manusia

Jumat, 9 Februari 2018 11:50

Dua Gadis Belia Dijadikan PSK di Malaysia

Kamis, 3 April 2014 11:14

Kasus Perdagangan Manusia

Selasa, 25 Februari 2014 18:27

Remaja Korban Trafficking

Senin, 6 Januari 2014 18:41

Puluhan Imigran Gelap Diamankan

Minggu, 12 Mei 2013 10:00
Terpopuler