Negara (Antara Bali) - Dari cacing pada limbah ternak sapi, Kelompok Tani Ternak (KTT) Desa Ekasari, Kabupaten Jembrana mengembangkannya, menjadi bahan baku obat.
"Cacing tersebut sengaja kami budidayakan, setelah dicampur bahan alami lainnya, bisa menjadi obat berbagai macam penyakit," kata Ketua KTT Galang Kangin, Desa Ekasari, I Gusti Tirtayasa, saat menerima tim penilai Lomba Desa Terpadu, dari Provinsi Bali, Selasa.
Ia mengatakan, untuk mendapatkan ramuan lumbricus oil tersebut, cacing antara lain dicampur minyak kelapa asli (VCO), serta pengolahan dengan teknologi tepat guna yang sederhana.
Menurutnya, beberapa penyakit yang bisa diobati dengan ramuan ini antara lain pegal-pegal di badan, gatal, typus, perut kembung dan lain-lain.
Meskipun bisa mengembangkan ramuan obat, ia mengaku, hasil produksi sampingan dari ternak sapi tersebut, baru dipasarkan di lokal Kabupaten Jembrana.
Kelompok Tani Ternak ini belum bisa memenuhi pesanan dari luar, karena hanya mampu memproduksi ramuan tersebut 10 hari sekali, dengan kapasita 160 botol ukuran 10 cc.
"Kami pasarkan di Jembrana saja sudah habis. Harganya juga murah, hanya Rp5000 setiap botol," ujarnya.
Sekkab Jembrana, I Gede Gunadnya yang mendampingi tim penilai mengingatkan, agar KTT tidak cepat berpuas diri dengan apa yang sudah dicapai.
"Dengan mengikuti lomba ini, kami harapkan KTT bisa mendapatkan ilmu baru, yang bisa dijadikan bahan evaluasi untuk lebih baik lagi," katanya.
Sementara Ketua Tim Penilai, I Wayan Sadia mengatakan, lomba seperti ini jangan dijadikan beban oleh masyarakat, karena bertujuan untuk perbaikan dan menyempurnakan apa yang sudah mereka lakukan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014