Kupang (Antara Bali) - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, terhitung hari ini Sabtu
(31/5) membatalkan penerbangan ke Bandara Udara El Tari Kupang, Nusa
Tenggara Timur (NTT) serta beberapa bandara lain di daerah itu, akibat
meletusnya Gunung Sangiang di Sangiang, NTB.
"Manajemen pusat membatalkan penerbangan menyusul meletusnya Gunung Sangiang di Sangiang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat," kata Distrik Area Manajer Garuda Indonesia Kupang, Micky Irfandi di Kupang, Sabtu.
Dia menyebutkan, lima penerbangan yang dibatalkan itu adalah Denpasar-Labuan Bajo-Ende-Kupang, Denpasar-Tambolaka-Kupang, Jakarta-Mataram-Kupang, Jakarta-Denpasar- Kupang, begitu pula dengan rute penerbangan sebaliknya.
Menurutnya, keputusan untuk membatalkan penerbangan dari dan menuju ke Bandara El Tari bukan sebatas karena alasan penerbangan tetapi keselamatan penumpang lebih diutamakan.
"Sampai saat ini kami masih terus memantau perkembangan letusan Gunung Sangiang dan penundaan penerbangan belum bisa diprediksi sampai kapan. Yang jelas sampai tidak ada lagi abu vulkanik yang menganggu lalu lintas penerbangan," katanya.
Sejauh ini, kata dia, informasi dari pusat vulkanologi menyebutkan, dampak meletusnya gunung yang terletak di Kabupaten Bima itu sudah terasa hingga ke wilayah NTT dan sudah menuju wilayah udara Australia.
Sejumlah penumpang yang ditemui di Bandara El Tari Kupang, menyatakan, mereka memahami keputusan yang diambil Garuda Indonesia itu, demi keselamatan penumpang.
"Kita tunggu saja sampai ada pemberitahuan lebih lanjut, karena kondisi ini masih sulit dipredikasi," kata Dewi calon penumpang yang akan terbang ke Mataram itu.
Meski sedikit kecewa, Dewi mengaku akan tetap berangkat ke Mataran menggunakan maskapai penerbangan lain via Denpasar, jika tidak ada keputusan serupa.
Sementara itu dari Jakarta dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mendistribusikan masker untuk melindungi warga dari abu vulkanik pascaerupsi Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
"Distribusi masker telah dilakukan dengan jumlah terbatas, persediaan masker di apotik dan toko-toko juga terbatas," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu.
Untuk itu, kata Sutopo, BPBD Sumba Timur telah mengajukan bantuan kepada BNPB. Sementara itu. laporan yang masuk ke BNPB menyebutkan bahwa sebagian abu erupsi Gunung Sangeangapi sampai ke Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Sumba Timur di NTT. Sebagian abu vulkanik, kata dia, juga ada yang jatuh ke laut.
Sebagaimana diketahui, Gunung Sangiang di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (30/5) meletus. Letusan itu mengeluarakan abu hingga mencapai 3000 meter. Angin membawa asap ke arah barat hingga ke Kota Bima yang berjarak sekitar 70 kilometer. Radius aman sekarang menjadi 1,5 Km yang sebelumnya masih berjarak 7,5 Km. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Manajemen pusat membatalkan penerbangan menyusul meletusnya Gunung Sangiang di Sangiang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat," kata Distrik Area Manajer Garuda Indonesia Kupang, Micky Irfandi di Kupang, Sabtu.
Dia menyebutkan, lima penerbangan yang dibatalkan itu adalah Denpasar-Labuan Bajo-Ende-Kupang, Denpasar-Tambolaka-Kupang, Jakarta-Mataram-Kupang, Jakarta-Denpasar- Kupang, begitu pula dengan rute penerbangan sebaliknya.
Menurutnya, keputusan untuk membatalkan penerbangan dari dan menuju ke Bandara El Tari bukan sebatas karena alasan penerbangan tetapi keselamatan penumpang lebih diutamakan.
"Sampai saat ini kami masih terus memantau perkembangan letusan Gunung Sangiang dan penundaan penerbangan belum bisa diprediksi sampai kapan. Yang jelas sampai tidak ada lagi abu vulkanik yang menganggu lalu lintas penerbangan," katanya.
Sejauh ini, kata dia, informasi dari pusat vulkanologi menyebutkan, dampak meletusnya gunung yang terletak di Kabupaten Bima itu sudah terasa hingga ke wilayah NTT dan sudah menuju wilayah udara Australia.
Sejumlah penumpang yang ditemui di Bandara El Tari Kupang, menyatakan, mereka memahami keputusan yang diambil Garuda Indonesia itu, demi keselamatan penumpang.
"Kita tunggu saja sampai ada pemberitahuan lebih lanjut, karena kondisi ini masih sulit dipredikasi," kata Dewi calon penumpang yang akan terbang ke Mataram itu.
Meski sedikit kecewa, Dewi mengaku akan tetap berangkat ke Mataran menggunakan maskapai penerbangan lain via Denpasar, jika tidak ada keputusan serupa.
Sementara itu dari Jakarta dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mendistribusikan masker untuk melindungi warga dari abu vulkanik pascaerupsi Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
"Distribusi masker telah dilakukan dengan jumlah terbatas, persediaan masker di apotik dan toko-toko juga terbatas," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu.
Untuk itu, kata Sutopo, BPBD Sumba Timur telah mengajukan bantuan kepada BNPB. Sementara itu. laporan yang masuk ke BNPB menyebutkan bahwa sebagian abu erupsi Gunung Sangeangapi sampai ke Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Sumba Timur di NTT. Sebagian abu vulkanik, kata dia, juga ada yang jatuh ke laut.
Sebagaimana diketahui, Gunung Sangiang di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (30/5) meletus. Letusan itu mengeluarakan abu hingga mencapai 3000 meter. Angin membawa asap ke arah barat hingga ke Kota Bima yang berjarak sekitar 70 kilometer. Radius aman sekarang menjadi 1,5 Km yang sebelumnya masih berjarak 7,5 Km. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014