Badung (Antara Bali) - Ratusan warga masyarakat Desa Munggu, Kabupaten Badung, Bali, menggelar tradisi "Mekotek" yang juga dikenal dengan istilah "Ngerebek", bertepatan dengan Parayaan Hari Raya Kuningan.

"Tradisi tersebut dilakukan sebagai simbol kemenangan dan upaya untuk menolak bala yang pernah menimpa Desa Munggu puluhan tahun silam," kata Klian Desa Adat Munggu I Made Rai Sujana saat ditemui di sela-sela tradisi "mekotek" di Desa Munggu, Kabupaten Badung, Sabtu.

Tradisi itu diikuti oleh hampir seluruh masyarakat terutama kaum pria di Desa Munggu, dengan memakai tongkat panjang mengelilingi desa yang terletak di sebelah barat kabupaten terkaya di Pulau Dewata itu.

Nantinya di setiap persimpangan jalan, para pemuda itu akan berkumpul dan membentuk formasi piramida dengan sejumlah tongkat hingga dijatuhkan ke arah salah satu rekannya.

Dalam beberapa kesempatan, salah satu pemuda akan naik ke piramida tumpukan tongkat tersebut dan setelah mencapai puncak akan dijatuhkan ke arah salah satu rekannya.

Menutut Rai Sujana, pada awalnya upacara "Mekotek" diselenggarakan untuk menyambut armada perang yang melintas di Desa Munggu yang akan berangkat ke medan pertempuran dan sekaligus sebagai penyambutan pasukan saat kemenangan perang melawan Blambangan.

"Dulu upacara ini menggunakan tombak yang terbuat dari besi. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan untuk menghindari peserta yang terluka, maka sejak tahun 1948 tombak besi mulai diganti dengan tombak dari bahan kayu pulet," ujarnya.

Sementara itu, tombak yang asli dilestarikan dan disimpan di pura desa setempat.

"Mekotek" diambil dari kata tek-tek yang merupakan bunyi kayu yang diadu satu sama lain sehingga menimbulkan bunyi.

Namun, dalam kesempatan itu Rai Sujana melarang masyarakat naik ke atas tumpukan piramida kayu atau "Mekotek" tersebut karena sangat berbahaya. (WDY)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014