Singaraja (Antara Bali) - Rtusan hektare sawah di bawah bendungan irigasi di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, terancam mengalami kekeringan.

"Itu karena bendungan tersebut sudah tidak berperan mengaliri air dan mengairi sawah warga di bawahnya," kata Sekretaris Desa Tingga-Tingga I Gusti Nyoman Surya, Minggu.

Aparat Desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Gerokgak itu juga mengatakan ada ratusan hektare areal persawahan yang selama ini mengalami kekeringan akibat minimnya pasokan air dari atas.

"Dalam lima bulan ini, beberapa hektare lahan persawahan sudah mengalami kekeringan akibat volume air yang mulai mengecil," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa pengairan areal persawahan yang ada selama ini bergantung dari bendungan yang terletak di Desa Lokapaksa yang masuk wilayah Kecamatan Seririt.

"Jika musim kemarau, sebagian petani hanya mengandalkan air yang bersumber dari kawasan perbukitan yang ada di selatan Desa, namun jika sudah musim kemarau panjang, maka petani berebut air dan jumlah air yang didapatkan tidak cukup untuk mengairi seluruh lahan yang ada," katanya.

Dijelaskan, kondisi ratusan hektar lahan persawahan lainnya, terutama yang letaknya jauh dari saluran irigasi, terkadang tidak mendapatkan air sama sekali.

"Hal itu menyebabkan hasil pertanian di musim kemarau menjadi turun drastis dan banyak petani yang mengeluh karena gagal panen," katanya terkait dengan hasil pertanian di kawasan tersebut.

Menurut Surya, air yang mengalir melewati saluran irigasi bukan hanya digunakan sebagai saluran irigasi, namun juga digunakan beberapa warga untuk kegiatan sehari-hari, seperti mandi.

Saluran irigasi yang dibangun dengan bantuan dana dari Jepang di tahun 2008 tersebut dikenal dengan sebutan Irigasi Saba dan menjadi penghubung bendungan yang berada di kawasan Tukad (Sungai) Saba yang berlokasi di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt menuju ke wilayah Kecamatan Gerokgak.

"Padatnya aktifitas ekonomi di kawasan Kecamatan Seririt membuat seluruh sampah mengalir melewati saluran irigasi warga yang mengalir ke wilayah Kecamatan Gerokgak," katanya.

Hal tersebut menyebabkan banyak sampah yang terkadang mengalir dan terkadang mempengaruhi aliran irigasi air sehingga sering terjadi penyumbatan.

"Dalam seminggu, saluran hanya dilalui air sebanyak tiga kali dan datang dari bendungan yang berada di Desa Lokapaksa. Kami berharap kondisi pertanian ini bisa menjadi perhatian pemerintah agar segera turun ke lapangan dan mencarikan solusi atas kondisi pertanian kami," ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010