Kuta, Badung (Antara Bali) - Badan Narkotika Provinsi (BNP) Bali akan mengawasi peredaran gelap narkoba menjelang musim libur panjang karena dinilai menjadi momentum para sindikat mengedarkan barang haram itu

"Bisa jadi dengan melihat momentum libur panjang, narkoba bisa diedarkan," kata Kepala BNP Bali, Gusti Budiartha, di Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.

Menurut dia, Pulau Dewata sebagai daerah tujuan wisata dunia, saat musim liburan akan banyak didatangi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Dengan memanfaatkan momentum tersebut, bagi segelintir sindikat narkoba akan mencari keuntungan dengan mengedarkan barang haram itu.

Hal tersebut didasari dengan adanya penangkapan dua upaya penyelundupan narkotika jenis methamphetamine atau sabu-sabu yang berhasil digagalkan aparat Bea dan Cukai Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.

Penangkapan tersebut berhasil diungkap dengan waktu yang berdekatan yakni kasus upaya penyelundupan sabu-sabu melalui Kantor Pos Renon, Denpasar pada Rabu (14/5) dengan pelaku berinisial INS, warga dari Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali.

Ia ditangkap polisi setelah menerima paket pos yakni lukisan yang didalamnya telah berisi 715 gram sabu-sabu dengan dibungkus kertas aluminium berlapis.

Pengiriman narkotika melalui kantor pos dari Afrika Selatan itu merupakan modus baru yang ditemukan di Pulau Dewata.

Selain kasus tersebut, petugas Bea dan Cukai Ngurah Rai kembali berhasil mengagalkan upaya penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu seberat 2.522 gram atau lebih dari 2,5 kilogram pada Jumat (16/5).

Barang haram itu dibawa oleh seorang kakek, berinisial ABA (84) berasal dari Sampang, Madura, Jawa Timur, yang dibawa dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Jumlah yang besar itu, apabila beredar di masyarakat, diyakini bisa dibentuk dalam paket sebanyak 12.600 paket dengan asumsi satu pemakai menggunaka 0,2 gram setiap paketnya.

Sehingga dengan digagalkannya penyelundupan narkotika tersebut, lebih dari 12.600 orang bisa diselamatkan dari barang haram tersebut.

BNN, lanjut Budiartha, akan mengintensifkan kerja sama dengan pihak Bea dan Cukai Ngurah Rai dan pihak kepolisian untuk mengawasi pintu masuk termasuk berbagai upaya untuk meloloskan narkotika ke Bali.

"Kami harus bersinergi dengan instansi terkait bea cukai, karantina, kantor pos, polisi, dan pelabuhan laut karena pintu masuk harus dijaga. Kalau sudah tahu ketat pengamanan di pintu masuk, maka sindikat akan mencari segala terobosan untuk mengelabuhi petugas," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014