Denpasar (Antara Bali) - Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, menerima pasien keenam terduga mengidap korona virus (MERS-CoV) dengan inisial N (46), yang dirawat di Ruang Isolasi Nusa Indah, sejak Kamis (15/5) malam.

"Pasien berjenis kelamin perempuan ini kami kategorikan suspect (terduga) MERS-CoV karena ada riwayat umrah dengan gejala batuk, sesak dan panas," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Jumat.

Selain gejala tersebut, ucap dia, pasien N yang berasal dari Kabupaten Badung itu juga ada gejala pembesaran pada jantung (kardiomegali). Ia mengatakan pada orang yang mengalami pembesaran jantung memang bisa terjadi sesak napas.

"Namun untuk memastikan pasien tersebut positif atau negatif mengidap MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus), kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk lima pasien sebelumnya yang dirawat di RSUP Sanglah, semuanya negatif," ujarnya.

Di sisi lain, kata Suarjaya, terkait dengan alat pendeteksi suhu tubuh yang terpasang di Bandara Ngurah Rai sebenarnya dapat berfungsi efektif karena setiap yang masuk dengan suhu di atas 38 derajat Celcius langsung terdeteksi dan bisa dipisahkan oleh petugas kantor kesehatan pelabuhan (KKP).

Namun, masalahnya pasien yang terduga MERS-CoV tersebut justru baru menunjukkan gejala setelah berada di rumah.

"Selain itu, susah pula untuk memantau mereka yang umrah karena umumnya memakai `travel`, tetapi kami sudah mengimbau kepada yang umrah kalau memang mengalami gejala batuk, sesak dan panas dalam waktu 15 hari setelah kedatangan untuk segera memeriksakan diri," ujarnya.

Menurut Suarjaya, berbeda halnya jamaah haji, yang sedari awal berangkat sudah dipantau, bahkan mereka berangkat harus mendapat rekomendasi kesehatan. Termasuk begitu tiba di Indonesia juga dipantau total dalam waktu dua minggu.

"Untuk langkah antisipasi kami pun sudah berupaya maksimal. Kasus ini sesungguhnya sudah mulai tahun lalu, dan kami sudah mengirim edaran ke kabupaten/kota untuk siaga, termasuk pintu-pintu masuk kedatangan di Ngurah Rai. Surveilan penyakit juga terus dilakukan pada 120 puskesmas yang tersebar di Bali," ucapnya.

Sebelumnya Kepala Seksi Rawat Khusus RSUP Sanglah dr Ayu Kusuma mengatakan lima pasien terduga MERS-CoV yang sempat dirawat di rumah sakit itu semuanya ternyata negatif berdasarkan hasil pemeriksaan Litbangkes Kementerian Kesehatan dan Laboratorium Biomol Universitas Udayana.

Pasien pertama berkewarganegaraan Arab Saudi. Lalu warga Bali yang baru saja umrah. Namun, keduanya dinyatakan negatif.

Pasien ketiga dengan inisial AS (50) sudah meninggal pada (7/5) dan dinyatakan negatif MERS, satu orang berinisial AOk (26) dari Denpasar sudah diizinkan pulang dari RS pada Minggu (11/5) dan juga negatif MERS berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Biomol Unud dan Litbangkes Kemenkes.

Sedangkan pasien kelima berinisial KD (55) juga negatif MERS-CoV. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014