Denpasar (Antara Bali) - Kepolisian Daerah Bali tengah menyelidiki kasus terbunuhnya seorang penumpang Kapal Motor Awu jurusan Kupang-Surabaya, Agus Timo (28) yang dilakukan oleh seorang penumpang mengamuk.
"Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tetapi kami belum bisa melakukan pemeriksaan menyeluruh karena kondisi korban dan pelaku, benar-benar parah," kata Direktur Polisi Perairan Polda Bali Komisaris Besar Tubuh Musyareh, di Denpasar, Selasa.
Penumpang yang mengamuk itu yakni bernama Benediktus Leo (26) asal Soe, Nusa Tenggara Timur.
Menurut dia, polisi telah mengambil keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui kronologis kejadian berdarah itu.
"Saya belum bisa pastikan karena masih menunggu hasil medis agar jelas. Kami juga mengambil keterangan dari beberapa saksi," ucapnya.
Polisi baik dari Polisi perairan dan Polsek Kawasan Pelabuhan Benoa telah mengamankan pelaku yang sudah diikat tangannya agar tidak mengamuk.
Selanjutnya tim medis dari Rumah Sakit Trijata Denpasar membawa para korban yang terkena luka tusukan ke rumah sakit tersebut untuk mendapatkan perawatan.
Para korban terdiri dari tiga perempuan dan lima orang laki-laki, termasuk satu orang meninggal dunia.
Para korban itu yakni Yuliana Munuk (27), Ejra Adol Pina Paratu (32), Maria Hurlatu (40), Feri Mandola (22), Mustajab (52), Simon Umbu Kaleka (21), dan Febri Mandala (25).
Seorang penumpang, Muhammad Shaleh (68) menuturkan bahwa penumpang yang mengamuk itu tiba-tiba tak terkendali saat kapal tersebut meninggalkan Pelabuhan Bima.
"Peristiwa itu terjadi tadi malam (Senin 28/4) sekitar pukul 22.00 Wita. Tiba-tiba ada seorang pria membawa pisau di dek empat dan berteriak membabi buta," ujar warga Ende, NTT itu setelah turun di Pelabuhan Benoa.
Dia menceritakan saat itu hampir seluruh penumpang kapal yang mengarungi rute Kupang-Ende-Waingapu-Bima-Denpasar-Surabaya itu tengah tertidur.
"Para penumpang panik. Bahkan pelaku mengejar para ABK (anak buah kapal)," imbuhnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tetapi kami belum bisa melakukan pemeriksaan menyeluruh karena kondisi korban dan pelaku, benar-benar parah," kata Direktur Polisi Perairan Polda Bali Komisaris Besar Tubuh Musyareh, di Denpasar, Selasa.
Penumpang yang mengamuk itu yakni bernama Benediktus Leo (26) asal Soe, Nusa Tenggara Timur.
Menurut dia, polisi telah mengambil keterangan sejumlah saksi untuk mengetahui kronologis kejadian berdarah itu.
"Saya belum bisa pastikan karena masih menunggu hasil medis agar jelas. Kami juga mengambil keterangan dari beberapa saksi," ucapnya.
Polisi baik dari Polisi perairan dan Polsek Kawasan Pelabuhan Benoa telah mengamankan pelaku yang sudah diikat tangannya agar tidak mengamuk.
Selanjutnya tim medis dari Rumah Sakit Trijata Denpasar membawa para korban yang terkena luka tusukan ke rumah sakit tersebut untuk mendapatkan perawatan.
Para korban terdiri dari tiga perempuan dan lima orang laki-laki, termasuk satu orang meninggal dunia.
Para korban itu yakni Yuliana Munuk (27), Ejra Adol Pina Paratu (32), Maria Hurlatu (40), Feri Mandola (22), Mustajab (52), Simon Umbu Kaleka (21), dan Febri Mandala (25).
Seorang penumpang, Muhammad Shaleh (68) menuturkan bahwa penumpang yang mengamuk itu tiba-tiba tak terkendali saat kapal tersebut meninggalkan Pelabuhan Bima.
"Peristiwa itu terjadi tadi malam (Senin 28/4) sekitar pukul 22.00 Wita. Tiba-tiba ada seorang pria membawa pisau di dek empat dan berteriak membabi buta," ujar warga Ende, NTT itu setelah turun di Pelabuhan Benoa.
Dia menceritakan saat itu hampir seluruh penumpang kapal yang mengarungi rute Kupang-Ende-Waingapu-Bima-Denpasar-Surabaya itu tengah tertidur.
"Para penumpang panik. Bahkan pelaku mengejar para ABK (anak buah kapal)," imbuhnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014