Jakarta (Antara Bali) - Penyakit meningitis dapat dikenali melalui sejumlah gejala umum
yang menyertainya, ujar Dokter dari Divisi Alergi Imunologi Klinik,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM, Dr.dr. Iris Rengganis, Sp.PD.,KAI,
FINASIM.
Gejala umum ini ialah sakit kepala, demam, batuk, pilek, kaku kuduk dan radang tenggorokan. "Ada pula gejala lain termasuk meningkatnya kepekaan pada cahaya terang, sering merasa gelisah serta muncul ruam merah dan ungu pada kulit," ujarnya dalam kampanye soal penyakit meningitis di Jakarta, Rabu.
Dokter Iris mengungkapkan, pada tingkat lanjut, seseorang bisa mengalami hilang kesadaran dan pingsan.
Menurutnya, hanya dalam kurun waktu 24 jam, tingkat keparahan meningitis dapat meningkat. Akibat terburuk apabila tidak cepat ditangani ialah kematian. Penyakit meningitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri meningokokus yang menyerang selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Infeksi ini bisa terjadi karena adanya peradangan yang disebabkan virus maupun bakteri pada selaput tersebut.
Menurutnya, anak-anak merupakan pihak yang paling beresiko terkena penyakit meningitis karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna. Di samping itu, penyakit ini juga mudah menyerang seseorang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, iritasi nasofaring (karena rokok, infeksi saluran pernafasan).
Kemudian, lanjut ia, penularan meningitis umumnya terjadi bila melalui kontak langsung dengan penderita atau terpaparnya cairan tubuh penderita melalui ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan tenggorokan.
Untuk mencegah terkena penyakit meningitis, dr. Iris menyarankan untuk menerapkan perilaku hidup bersih, seperti kebiasaan mencuci tangan, mengenakan masker terutama saat bepergian ke wilayah endemik meningitis, mengonsumsi makanan dan minuman dengan asupan nutrisi seimbang, dan vaksinasi.
"Mengingat cara penyebarannya yang sederhana dan dampaknya yang mematikan walaupun setelah mendapatkan perawatan, tindakan preventif menjadi salah satu upaya terbaik guna mencegah penularan penyakit ini," katanya. Ia menambahkan, bila seseorang terlanjur menderita meningitis, maka dibutuhkan segera penanganan ahli medis.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Gejala umum ini ialah sakit kepala, demam, batuk, pilek, kaku kuduk dan radang tenggorokan. "Ada pula gejala lain termasuk meningkatnya kepekaan pada cahaya terang, sering merasa gelisah serta muncul ruam merah dan ungu pada kulit," ujarnya dalam kampanye soal penyakit meningitis di Jakarta, Rabu.
Dokter Iris mengungkapkan, pada tingkat lanjut, seseorang bisa mengalami hilang kesadaran dan pingsan.
Menurutnya, hanya dalam kurun waktu 24 jam, tingkat keparahan meningitis dapat meningkat. Akibat terburuk apabila tidak cepat ditangani ialah kematian. Penyakit meningitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri meningokokus yang menyerang selaput otak dan sumsum tulang belakang.
Infeksi ini bisa terjadi karena adanya peradangan yang disebabkan virus maupun bakteri pada selaput tersebut.
Menurutnya, anak-anak merupakan pihak yang paling beresiko terkena penyakit meningitis karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna. Di samping itu, penyakit ini juga mudah menyerang seseorang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, iritasi nasofaring (karena rokok, infeksi saluran pernafasan).
Kemudian, lanjut ia, penularan meningitis umumnya terjadi bila melalui kontak langsung dengan penderita atau terpaparnya cairan tubuh penderita melalui ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan tenggorokan.
Untuk mencegah terkena penyakit meningitis, dr. Iris menyarankan untuk menerapkan perilaku hidup bersih, seperti kebiasaan mencuci tangan, mengenakan masker terutama saat bepergian ke wilayah endemik meningitis, mengonsumsi makanan dan minuman dengan asupan nutrisi seimbang, dan vaksinasi.
"Mengingat cara penyebarannya yang sederhana dan dampaknya yang mematikan walaupun setelah mendapatkan perawatan, tindakan preventif menjadi salah satu upaya terbaik guna mencegah penularan penyakit ini," katanya. Ia menambahkan, bila seseorang terlanjur menderita meningitis, maka dibutuhkan segera penanganan ahli medis.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014