Karakas (Antara Bali) - Sebanyak 181 wartawan telah menjadi target serangan, pencurian
atau penahanan sewenang-wenang di Venezuela sejak awal berlangsungnya
protes anti-pemerintah dua bulan lalu, kata serikat wartawan, Sabtu.
Persatuan Pekerja Press mengatakan 60 persen dari serangan itu dilakukan oleh pasukan keamanan, dengan hanya seperempat yang dilakukan oleh demonstran di kedua belah pihak.
Sejak protes yang berlangsung hampir setiap hari dimulai pada awal Februari, serikat pekerja itu telah menghitung 82 kasus pelecehan, 40 serangan fisik dan 35 pencurian atau perusakan kamera dan bahan lainnya oleh polisi atau demonstran.
Serikat itu juga telah mencatat 23 penangkapan sewenang-wenang dari wartawan, katanya.
Protes itu mengecam kejahatan merajalela di jalanan, naiknya inflasi, prospek pekerjaan yang buruk dan kekurangan bahan pokok seperti susu dan kertas toilet.
Aksi itu telah menyebabkan 41 orang tewas dan lebih dari 650 terluka, serta memicu tuduhan pelanggaran HAM oleh polisi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Persatuan Pekerja Press mengatakan 60 persen dari serangan itu dilakukan oleh pasukan keamanan, dengan hanya seperempat yang dilakukan oleh demonstran di kedua belah pihak.
Sejak protes yang berlangsung hampir setiap hari dimulai pada awal Februari, serikat pekerja itu telah menghitung 82 kasus pelecehan, 40 serangan fisik dan 35 pencurian atau perusakan kamera dan bahan lainnya oleh polisi atau demonstran.
Serikat itu juga telah mencatat 23 penangkapan sewenang-wenang dari wartawan, katanya.
Protes itu mengecam kejahatan merajalela di jalanan, naiknya inflasi, prospek pekerjaan yang buruk dan kekurangan bahan pokok seperti susu dan kertas toilet.
Aksi itu telah menyebabkan 41 orang tewas dan lebih dari 650 terluka, serta memicu tuduhan pelanggaran HAM oleh polisi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014