Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi biro perjalanan wisata (Asita) Bali mendukung keberadaan sistem pertanian terintegrasi (simantri) sebagai daya tarik wisata agro di Pulau Dewata.
"Keberadaan 'simantri' daya tarik wisata akan memperbanyak alternatif kunjungan bagi wisatawan dalam menikmati liburan. Karenanya, kami mendukung hal itu," kata Ketua Asita Bali Putu Ardana di Denpasar, Jumat.
Ia mengungkapkan, berjalan kaki di sela-sela pohon kopi arabika dan pohon jeruk yang tumbuh subur di tengah kebun penduduk Desa Catur dan Blantih, Kintamani, Kabupaten Bangli, sungguh sebuah wisata yang sangat menyenangkan.
Putu Ardana mengatakan itu setelah sebelumnya memimpin rombongan pengelola biro perjalanan wisata melihat dari dekat aktivitas petani kopi dan jeruk di Desa Catur dan Blantih, Kintamani, 60 km timur laut Kota Denpasar.
Pengembangan wisata agro berbasis simantri tersebut, memberi kesempatan kepada para wisatawan melakukan aktivitas di kebun petani, sekaligus menikmati hasilnya.
Upaya menumbuhkan daya tarik wisata agro berbasis simantri dilakukan guna lebih memperkenalkan tujuan wisata alternatif ramah lingkungan berbasis pertanian.
"Ini perlu didukung oleh semua agen perjalanan guna mempromosikan kepada wisatawan mancanegara yang berlibur ke daerah kita," ucapnya.
Upaya tersebut secara tidak langsung akan mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus memperluas lapangan kerja.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali Ir Made Sudarta MS yang ikut mendampingi rombongan Asita menjelaskan, pemerintah provinsi tahun 2010 mengembangkan 40 unit pola pertanian terintegrasi.
Unit pengembangan tersebut meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sepuluh unit.
Pertanian terintegrasi di Desa Catur dan Blantih, menekankan pada pengembangan kopi ramah lingkungan yang produksinya menembus pasaran mancanegara.
Petani yang memproses produksi matadagangan kopi dengan rasa jeruk itu menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Berkat kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan petani lainnya di Bali, telah membuat Desa Catur dan Blantih sering dikunjungi sejumlah pengusaha mancanegara, yang sekaligus membeli matadagangan kopi dalam jumlah besar, tutur Made Sudharta.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Keberadaan 'simantri' daya tarik wisata akan memperbanyak alternatif kunjungan bagi wisatawan dalam menikmati liburan. Karenanya, kami mendukung hal itu," kata Ketua Asita Bali Putu Ardana di Denpasar, Jumat.
Ia mengungkapkan, berjalan kaki di sela-sela pohon kopi arabika dan pohon jeruk yang tumbuh subur di tengah kebun penduduk Desa Catur dan Blantih, Kintamani, Kabupaten Bangli, sungguh sebuah wisata yang sangat menyenangkan.
Putu Ardana mengatakan itu setelah sebelumnya memimpin rombongan pengelola biro perjalanan wisata melihat dari dekat aktivitas petani kopi dan jeruk di Desa Catur dan Blantih, Kintamani, 60 km timur laut Kota Denpasar.
Pengembangan wisata agro berbasis simantri tersebut, memberi kesempatan kepada para wisatawan melakukan aktivitas di kebun petani, sekaligus menikmati hasilnya.
Upaya menumbuhkan daya tarik wisata agro berbasis simantri dilakukan guna lebih memperkenalkan tujuan wisata alternatif ramah lingkungan berbasis pertanian.
"Ini perlu didukung oleh semua agen perjalanan guna mempromosikan kepada wisatawan mancanegara yang berlibur ke daerah kita," ucapnya.
Upaya tersebut secara tidak langsung akan mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus memperluas lapangan kerja.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali Ir Made Sudarta MS yang ikut mendampingi rombongan Asita menjelaskan, pemerintah provinsi tahun 2010 mengembangkan 40 unit pola pertanian terintegrasi.
Unit pengembangan tersebut meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sepuluh unit.
Pertanian terintegrasi di Desa Catur dan Blantih, menekankan pada pengembangan kopi ramah lingkungan yang produksinya menembus pasaran mancanegara.
Petani yang memproses produksi matadagangan kopi dengan rasa jeruk itu menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Berkat kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan petani lainnya di Bali, telah membuat Desa Catur dan Blantih sering dikunjungi sejumlah pengusaha mancanegara, yang sekaligus membeli matadagangan kopi dalam jumlah besar, tutur Made Sudharta.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010