Denpasar (Antara Bali) - Praktisi dan pelaku seni di Bali, Anak Agung Gede Rai menilai, pameran lukisan wayang karya seniman Bali di Paris tahun 1931 atau 83 tahun silam mampu memberikan hasil sangat signifikan dalam mempromosikan kekayaan seni budaya Pulau Dewata.

"Keberhasilan promosi di Prancis itu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seni lukis di Bali," kata Anak Agung Gede Rai di Denpasar, Minggu.

Pendiri dan pengelola Museum Arma di perkampungan seniman Ubud itu menjelaskan, lukisan wayang yang ditampilkan dalam pameran bertaraf internasional itu memperoleh penghargaan yang sangat mengagumkan Bangsa Indonesia di dunia internasional saat itu.

Beberapa karya lukis Wayang Bali dan misi seni tari Bali yang dibawakan oleh seniman asal Peliatan perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar sebelum Indonesia merdeka.

"Gaung kesuksesan pameran Bali di Paris masa lalu itu membawa pengaruh besar terhadap meningkatnya motivasi Barat untuk mereguk kenikmatan di Bali," ujar Agung Rai yang museumnya kini mengoleksi 248 lukisan yang ditata secara apik dalam tiga unit bangunan utama.

Ia menambahkan, perubahan yang sangat menentukan, tidak hanya mengobarkan semangat dalam perkembangan dan perluasan segala aktivitas berkesenian, namun juga sumbangan nyata terhadap kekayaan seni Bali.

Berkat keberhasilan promosi seni budaya Bali secara meluas sampai akhirnya pariwisata budaya membuka keran interaksi masyarakat Bali dengan Barat, yang saling menguntungkan, tidak terbatas pada wawasan seni Bali yang semakin marak.

Kondisi itu secara tidak langsung memberikan dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat Bali yang semakin meningkat atau membaik, ujar Agung Rai.

Ia mengingatkan, semua itu patut disyukuri, termasuk adanya kontribusi Barat seperti Miguel Covarrubias, budayawan Meksiko yang menulis buku "Island of Bali" yang melegenda sebagai buku pengantar dunia wisata ke Pulau Dewata.

Demikian pula seni rupa tidak terpisahkan dari kebudayaan dan agama yang dianut masyarakat Bali. Tahun itu juga Margaret Mead dan Gregory Bateson, antropolog Amerika Serikat datang ke Bali tahun 1931.

Kedatangannya untuk meneliti kebudayaan Bali secara menyeluruh, karakter, kepercayaan, agama lewat seni lukis Batuan, citra yang akhirnya Bali memberikan inspirasi kepada orang asing untuk datang ke Bali sebagai wisatawan, ujar Agung Rai. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014