Denpasar (Antara Bali) - Seorang caleg Ni Luh Sitiasih pulang kampung ke Singaraja, Bali dari tanah rantau di Padang (Sumatera Barat), untuk menyemarakkan kegiatan pembelajaran agama kepada anak-anak dan generasi muda Hindu.
"Jika saya terpilih menjadi anggota DPRD Bali, akan diperjuangkan anggaran untuk membuat lebih banyak pasraman dan kegiatan pasraman kilat pada hari libur sekolah," ujar Caleg Partai Golkar Dapil Buleleng di Singaraja, Rabu.
Sutiasih yang juga guru agama Hindu ini menyatakan, aktivitas belajar di Pasraman dan juga pasraman kilat akan sangat besar artinya dalam meningkatkan bhakti para generasi muda kepada Ide Sanghyang Widi, para leluhur, sesama manusia dan juga makhluk yang berada di bawah.
"Pada gilirannya nanti, akan lahir generasi muda yang tidak hanya pintar dari segi ilmu pengetahuan, tetapi juga tinggi ilmu dan pemahamannya terhadap nilai-nilai agama Hindu," ujarnya.
Menurut dia, generasi muda yang memiliki ilmu pengetahuan dan ilmu agama ini lah yang harus kita ciptakan, untuk menjamin ajeg Bali bisa diwujudkan dalam kenyataan kehidupan sehari-hari.
Perempuan kelahiran 25 April 1974 ini menyatakan, generasi muda Bali semakin jauh dari nilai-nilai Bhakti, karena tergerus nilai-nilai modernisasi yang serba mewah dan menyenangkan hingga lupa tugas dasar berbhakti kepada Ide Sanghyang Widi dan leluhur serta lainnya.
"Bila tidak segera dicarikan solusinya secara tepat, bukan mustahil generasi muda Bali dalam perilakunya tidak lagi mencerminkan nilai-nilai ke-Bali-an, bahkan justru sebaliknya dalam pola relasi dan perilakunya bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran agama Hindu dan adat Bali.
Tjokorda Istri Rai, Caleg DPRD Bali Dapil Gianyar juga dari Partai Golkar mengatakan, pasraman harus ditumbuhkembangkan dari kota hingga ke pelosok desa untuk mempelajari agama dan adat seperti bebantenan, dasar dasar pecaruan, gamelan, sesajen dan sembahyang.
"Pasraman memberikan pelajaran kepada bibitnya kalangan anak-anak sehingga setelah besar mengerti dengan agama dan adat, kalau sudah dewasa apalagi sudah tua baru belajar jelas susah nangkapnya," ujar Tjokorda Rai. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Jika saya terpilih menjadi anggota DPRD Bali, akan diperjuangkan anggaran untuk membuat lebih banyak pasraman dan kegiatan pasraman kilat pada hari libur sekolah," ujar Caleg Partai Golkar Dapil Buleleng di Singaraja, Rabu.
Sutiasih yang juga guru agama Hindu ini menyatakan, aktivitas belajar di Pasraman dan juga pasraman kilat akan sangat besar artinya dalam meningkatkan bhakti para generasi muda kepada Ide Sanghyang Widi, para leluhur, sesama manusia dan juga makhluk yang berada di bawah.
"Pada gilirannya nanti, akan lahir generasi muda yang tidak hanya pintar dari segi ilmu pengetahuan, tetapi juga tinggi ilmu dan pemahamannya terhadap nilai-nilai agama Hindu," ujarnya.
Menurut dia, generasi muda yang memiliki ilmu pengetahuan dan ilmu agama ini lah yang harus kita ciptakan, untuk menjamin ajeg Bali bisa diwujudkan dalam kenyataan kehidupan sehari-hari.
Perempuan kelahiran 25 April 1974 ini menyatakan, generasi muda Bali semakin jauh dari nilai-nilai Bhakti, karena tergerus nilai-nilai modernisasi yang serba mewah dan menyenangkan hingga lupa tugas dasar berbhakti kepada Ide Sanghyang Widi dan leluhur serta lainnya.
"Bila tidak segera dicarikan solusinya secara tepat, bukan mustahil generasi muda Bali dalam perilakunya tidak lagi mencerminkan nilai-nilai ke-Bali-an, bahkan justru sebaliknya dalam pola relasi dan perilakunya bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran agama Hindu dan adat Bali.
Tjokorda Istri Rai, Caleg DPRD Bali Dapil Gianyar juga dari Partai Golkar mengatakan, pasraman harus ditumbuhkembangkan dari kota hingga ke pelosok desa untuk mempelajari agama dan adat seperti bebantenan, dasar dasar pecaruan, gamelan, sesajen dan sembahyang.
"Pasraman memberikan pelajaran kepada bibitnya kalangan anak-anak sehingga setelah besar mengerti dengan agama dan adat, kalau sudah dewasa apalagi sudah tua baru belajar jelas susah nangkapnya," ujar Tjokorda Rai. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014