Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 73 seniman Bali yang terhimpun dalam Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia (SAKKHI), di bawah naungan "International Society for Krishna Consciousness", ikut ambil bagian dalam Festival Gaura Purnima di India.
"Puluhan seniman Bali itu dalam kegiatan internasional itu menyuguhkan gamelan geguntangan, salah satu instrumen musik tradisional Bali," kata Kadek A. Rama dari SAKKHI Bali di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan selama seminggu itu berlangsung pada akhir Maret lalu, penampilan tim kesenian Bali mendapat perhatian besar dari masyarakat internasional.
Kegiatan yang berlangsung di tanah suci Mayapur, India itu untuk pertama kali gegutangan Bali ditampilkan yang mengumandangkan tembang suci Hare Krishna.
"Puluhan seniman yang terhimpun dalam Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia berkesempatan memainkan alat-alat musik khas Bali seperti rindik bambu, gong, ceng-ceng, serta alat instrumen lainnya," ujar Kadek A. Rama.
Tim kesenian Bali tampil dihadapan peserta dan pengunjung yang datang dari ratusan negara di belahan dunia yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Acara diawali dengan Kirtan Mela yakni menyanyikan bersama lantunan Maha-Mantra (alunan lagu Nama Suci Sri Krishna) di Mayapur Dham. Kegiatan itu mampu mengajak penonton takjub akan suara-suara indah dari alat musik sederhana seperti bambu, serta harmonisnya tarian khas Bali yang disuguhkan.
Tim geguntangan Bali yang dipimpin Purnacandra Prabhu itu juga sempat mengadakan pementasan kolaborasi bersama dua pengagung Tuhan Krishna (Sri Visnu), yakni Prahlad Nrsimha Das dan Sri Nama Vanamali Das.
Disusul dengan pembukaan Festival Navadvipa Mandala Parikrama, kegiatan tahunan yang digelar secara berkesinambungan setiap Bulan Phalguna menjadi semakin meriah karena bertepatan dengan Jubilium Perak dari Navadvipa Parikrama Festival.
Tim kesenian Bali pada kesempatan itu mempersembahkan dua tarian tradisional, yakni Panyembrahma dan Tari Janger.
Selain itu delegasi Bali juga hadir dalam acara Gaura Purnima, perayaan hari kemunculan dari Sri Gauranga (Sri Chaitanya Mahaprabhu), inkarnasi Tuhan Krishna sebagai seorang pengagung setia Tuhan Yang Maha Esa yang mengajarkan seluruh umat manusia tentang bagaimana cara mencintai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
SAKKHI menghormati keunikan agama dan budaya Hindu di Bali dan berusaha menjalin hubungan dengan semua sampradaya/perguruan lain yang tercakup di dalamnya, ujar Kadek A. Rama. (WDY/i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Puluhan seniman Bali itu dalam kegiatan internasional itu menyuguhkan gamelan geguntangan, salah satu instrumen musik tradisional Bali," kata Kadek A. Rama dari SAKKHI Bali di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan selama seminggu itu berlangsung pada akhir Maret lalu, penampilan tim kesenian Bali mendapat perhatian besar dari masyarakat internasional.
Kegiatan yang berlangsung di tanah suci Mayapur, India itu untuk pertama kali gegutangan Bali ditampilkan yang mengumandangkan tembang suci Hare Krishna.
"Puluhan seniman yang terhimpun dalam Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia berkesempatan memainkan alat-alat musik khas Bali seperti rindik bambu, gong, ceng-ceng, serta alat instrumen lainnya," ujar Kadek A. Rama.
Tim kesenian Bali tampil dihadapan peserta dan pengunjung yang datang dari ratusan negara di belahan dunia yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Acara diawali dengan Kirtan Mela yakni menyanyikan bersama lantunan Maha-Mantra (alunan lagu Nama Suci Sri Krishna) di Mayapur Dham. Kegiatan itu mampu mengajak penonton takjub akan suara-suara indah dari alat musik sederhana seperti bambu, serta harmonisnya tarian khas Bali yang disuguhkan.
Tim geguntangan Bali yang dipimpin Purnacandra Prabhu itu juga sempat mengadakan pementasan kolaborasi bersama dua pengagung Tuhan Krishna (Sri Visnu), yakni Prahlad Nrsimha Das dan Sri Nama Vanamali Das.
Disusul dengan pembukaan Festival Navadvipa Mandala Parikrama, kegiatan tahunan yang digelar secara berkesinambungan setiap Bulan Phalguna menjadi semakin meriah karena bertepatan dengan Jubilium Perak dari Navadvipa Parikrama Festival.
Tim kesenian Bali pada kesempatan itu mempersembahkan dua tarian tradisional, yakni Panyembrahma dan Tari Janger.
Selain itu delegasi Bali juga hadir dalam acara Gaura Purnima, perayaan hari kemunculan dari Sri Gauranga (Sri Chaitanya Mahaprabhu), inkarnasi Tuhan Krishna sebagai seorang pengagung setia Tuhan Yang Maha Esa yang mengajarkan seluruh umat manusia tentang bagaimana cara mencintai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
SAKKHI menghormati keunikan agama dan budaya Hindu di Bali dan berusaha menjalin hubungan dengan semua sampradaya/perguruan lain yang tercakup di dalamnya, ujar Kadek A. Rama. (WDY/i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014