London (Antara Bali) - Kerinduan masyarakat Indonesia yang ada di Swiss akan panganan,
seperti Batagor, Gudeg, Nasi Kapau, terobati dengan digelarnya
Indonesische Festival di Swiss, baru baru ini .
Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Bern, Oktavia Maludin kepada Antara London, Rabu mengatakan Indonesische Festival dihadiri pengunjung yang datang dari berbagai penjuru Swiss, perbatasan Perancis dan Jerman tumpah ruah di gedung serba guna milik Pemkot Rheinfelden.
Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Linggawaty Hakim, yang mengunjungi stand makanan dan berbagai produk Indonesia mengatakan KBRI Bern selalu mendukung kegiatan seperti ini dalam rangka mempromosikan wisata dan budaya Indonesia.
Dubes mengatakan dalam acara Indonesia Festival juga dimanfaatkan KBRI memberikan pelayanan kekonsuleran langung ke masyarakat. Dengan pelayanan menjemput bola, KBRI mengharapkan kedekatan dan kerjasama antara KBRI dan warga masyarakat dapat terbina, ujarnya.
Tidak hanya warga Indonesia yang merindukan cita rasa kuliner Indonesia, pengunjung asal Swiss yang pernah ke Indonesia pun merasakan hal serupa. Sejumlah makanan dan penganan khas Indonesia, seperti Batagor, Gudeg, Nasi Kapau, Sate laku keras walaupun dijual dengan harga 10-15 Swiss frank per porsi.
Selain kedai-kedai makanan, pada Indonesisches Festival juga terdapat stand kerajinan, batik, pakaian anak-anak, kebaya, dan juga stand perhiasan mutiara yang didatangkan langsung dari Lombok.
Satu hal yang cukup menarik dalam acara ini, para penjaga stand dan mayoritas pengunjung kompak mengenakan batik. Beberapa penjaga stand bahkan mengenakan pakaian tradisional dari daerah yang sesuai dengan makanan yang dijual.
Tampak penjual makanan Bali mengenakan pakaian tradisional Bali para penjualnya pun blasteran Swiss-Bali, dan lancar berbahasa Indonesia. Makanan Bali dijual disajikan dalam tampah kecil dari Bali.
KBRI Bern bersama Catharina Oehler, pemilik Pasar Indonesia Versand, distributor utama produk asal Indonesia mengelar kuis yang ditujukan kepada pengunjung asal Swiss, tentang apa yang timbul secara spontan dalam benak warga Swiss ketika mendengar kata Indonesia.
Banyak yang menjawab Bali, serta Diving. Ada yang juga yang lebih spesifik seperti Sate ayam, bakmi/nasi goreng, bahkan wanita Indonesia yang terkenal cantik-cantik. Ini adalah salah satu dari lima pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner "Bitte erzahlen Sie Indonesian in 5 worter" atau dalam Bahasa Indonesia, "lukiskan Indonesia dalam lima kata". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Bern, Oktavia Maludin kepada Antara London, Rabu mengatakan Indonesische Festival dihadiri pengunjung yang datang dari berbagai penjuru Swiss, perbatasan Perancis dan Jerman tumpah ruah di gedung serba guna milik Pemkot Rheinfelden.
Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Linggawaty Hakim, yang mengunjungi stand makanan dan berbagai produk Indonesia mengatakan KBRI Bern selalu mendukung kegiatan seperti ini dalam rangka mempromosikan wisata dan budaya Indonesia.
Dubes mengatakan dalam acara Indonesia Festival juga dimanfaatkan KBRI memberikan pelayanan kekonsuleran langung ke masyarakat. Dengan pelayanan menjemput bola, KBRI mengharapkan kedekatan dan kerjasama antara KBRI dan warga masyarakat dapat terbina, ujarnya.
Tidak hanya warga Indonesia yang merindukan cita rasa kuliner Indonesia, pengunjung asal Swiss yang pernah ke Indonesia pun merasakan hal serupa. Sejumlah makanan dan penganan khas Indonesia, seperti Batagor, Gudeg, Nasi Kapau, Sate laku keras walaupun dijual dengan harga 10-15 Swiss frank per porsi.
Selain kedai-kedai makanan, pada Indonesisches Festival juga terdapat stand kerajinan, batik, pakaian anak-anak, kebaya, dan juga stand perhiasan mutiara yang didatangkan langsung dari Lombok.
Satu hal yang cukup menarik dalam acara ini, para penjaga stand dan mayoritas pengunjung kompak mengenakan batik. Beberapa penjaga stand bahkan mengenakan pakaian tradisional dari daerah yang sesuai dengan makanan yang dijual.
Tampak penjual makanan Bali mengenakan pakaian tradisional Bali para penjualnya pun blasteran Swiss-Bali, dan lancar berbahasa Indonesia. Makanan Bali dijual disajikan dalam tampah kecil dari Bali.
KBRI Bern bersama Catharina Oehler, pemilik Pasar Indonesia Versand, distributor utama produk asal Indonesia mengelar kuis yang ditujukan kepada pengunjung asal Swiss, tentang apa yang timbul secara spontan dalam benak warga Swiss ketika mendengar kata Indonesia.
Banyak yang menjawab Bali, serta Diving. Ada yang juga yang lebih spesifik seperti Sate ayam, bakmi/nasi goreng, bahkan wanita Indonesia yang terkenal cantik-cantik. Ini adalah salah satu dari lima pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner "Bitte erzahlen Sie Indonesian in 5 worter" atau dalam Bahasa Indonesia, "lukiskan Indonesia dalam lima kata". (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014