Negara (Antara Bali) - Akibat ombak besar di Selat Bali, otoritas pelabuhan melakukan sistem buka tutup terhadap jasa pelayaran di perairan tersebut.
"Hari ini ombak cukup besar, khususnya saat mendekati Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, sehingga kapal tidak bisa sandar," kata Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Made Rai Ardana, Jumat.
Untuk hari ini, pelabuhan sempat ditutup pukul 10.45 wita, meskipun pada pukul 12.05 wita, kapal diberikan izin berlayar, namun belum sempat meninggalkan dermaga Pelabuhan Gilimanuk, otoritas menutup kembali jasa penyeberangan karena ombak mendadak besar.
"Kami disini dan Pelabuhan Ketapang saling terkait. Kalau disana tutup, disini juga, demikian juga sebaliknya. Tinggi gelombang berubah mendadak, sehingga kami harus terus waspada," ujarnya.
Untuk menjaga segala kemungkinan, kapal yang sudah berlayar sebelum pelabuhan ditutup, diperintahkan untuk mengapung di dekat dermaha, jika tidak mendapatkan tempat untuk sandar.
Penutupan pelabuhan mulai pukul 10.45 wita, hingga berakhir pukul 15.55 wita, menyebabkan antrean kendaraan cukup panjang hingga keluar Pelabuhan Gilimanuk.
Meskipun penyeberangan kembali dibuka, Ardana mengatakan, pihaknya terus memantau cuaca dan ombak di Selat Bali, yang jika memburuk penutupan kembali dilakukan demi keselamatan penumpang.
Sementara Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk, Wahyudi Susianto mengatakan, setiap nahkoda yang mengarungi Selat Bali diminta untuk terus berkomunikasi dengan petugas di darat.
"Kemungkinan paling buruk harus kami antisipasi. Kami juga minta pengguna jasa penyeberangan bisa memahami, kenapa kami harus menutup penyeberangan. Semua ini demi keselamatan bersama," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Hari ini ombak cukup besar, khususnya saat mendekati Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, sehingga kapal tidak bisa sandar," kata Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Made Rai Ardana, Jumat.
Untuk hari ini, pelabuhan sempat ditutup pukul 10.45 wita, meskipun pada pukul 12.05 wita, kapal diberikan izin berlayar, namun belum sempat meninggalkan dermaga Pelabuhan Gilimanuk, otoritas menutup kembali jasa penyeberangan karena ombak mendadak besar.
"Kami disini dan Pelabuhan Ketapang saling terkait. Kalau disana tutup, disini juga, demikian juga sebaliknya. Tinggi gelombang berubah mendadak, sehingga kami harus terus waspada," ujarnya.
Untuk menjaga segala kemungkinan, kapal yang sudah berlayar sebelum pelabuhan ditutup, diperintahkan untuk mengapung di dekat dermaha, jika tidak mendapatkan tempat untuk sandar.
Penutupan pelabuhan mulai pukul 10.45 wita, hingga berakhir pukul 15.55 wita, menyebabkan antrean kendaraan cukup panjang hingga keluar Pelabuhan Gilimanuk.
Meskipun penyeberangan kembali dibuka, Ardana mengatakan, pihaknya terus memantau cuaca dan ombak di Selat Bali, yang jika memburuk penutupan kembali dilakukan demi keselamatan penumpang.
Sementara Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk, Wahyudi Susianto mengatakan, setiap nahkoda yang mengarungi Selat Bali diminta untuk terus berkomunikasi dengan petugas di darat.
"Kemungkinan paling buruk harus kami antisipasi. Kami juga minta pengguna jasa penyeberangan bisa memahami, kenapa kami harus menutup penyeberangan. Semua ini demi keselamatan bersama," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014