Denpasar (Antara Bali) - Kontribusi subsektor tanaman perkebunan rakyat terhadap pembentukan nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Bali meningkat 0,40 persen dari 103,90 persen pada Januari 2014 menjadi 104,32 persen pada Februari 2014.

"Kondisi tersebut berkat naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,74 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani 0,33 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, kenaikan indeks yang diterima petani didorong oleh naiknya harga komoditas tembakau sebesar lima persen, cengkeh 4,5 persen, dan biji mete tiga persen.

Sementara indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,33persen yang disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,34 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,31 persen.

Panusunan Siregar menambahkan, subsektor tanaman perkebunan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima komponen NTP Bali itu tiga di antaranya mengalami kenaikan dan dua menunjukkan angka penurunan.

Ketiga komponen yang mengalami kenaikan selain subsektor perkebunan juga hortikultura suksektor perikanan.

Dua sektor yang mengalami penurunan meliputi tanaman pangan dan subsektor peternakan.

NTP Bali pada bulan Februari 2014 sebesar 103,55 persen, menurun 0,06 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 103,61 persen.

Meskipun menurun, namun masih lebih tinggi dari rata-rata NTP nasional yang tercatat 101,79 persen. Hal itu menunjukkan tingkat kesejahteraan petani Bali masih lebih baik dibanding rata-rata secara nasional. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014