Semarapura (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali bersama Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) setempat menggelar ritual "Pemelepeh Jagat" di Pura Kentel Gumi, Kabupaten Klungkung, Sabtu, untuk mengharap keselamatan dari bencana alam dan gejolak sosial.

"Makna dari ritual itu sebagai permohonan maaf kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas situasi di daerah yang banyak bencana alam dan konflik sosial serta pertentangan. Mudah-mudahan bisa lebih diredakan," kata Ketua MUDP Provinsi Bali Jero Gede Suwena Putus Upadesha di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Sabtu.

Menurut dia, terganggunya keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia diharapkan bisa diminimalisir dengan upacara yang dipusatkan di Pura Kentel Gumi, Kabupaten Klungkung itu.

Selain bencana alam, beberapa kejadian yang terjadi di luar akal sehat manusia di antaranya kasus pembunuhan yang menimpa seorang pendeta Hindu yang dilakukan oleh anak kandungnya, kecelakaan lalu lintas, hingga konflik-konflik sosial yang terjadi di masyarakat perlu disikapi dengan melaksanakan ritual itu.

"Sesuai dengan salah satu sastra Agama Hindu yakni Lontar Roga Sengara Bumi bahwa kejadian tersebut perlu disikapi dengan menggelar `Pemelepeh Jagat` agar terwujudnya keselamatan jagat," katanya.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi Wakil Gubernur Ketut Sudikerta serta sejumlah pimpinan satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) Provinsi Bali turut hadir dalam upacara yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Griya Aan Klungkung serta Ida Pedanda Gunung Sari dari Griya Ubud.

Pastika menyatakan bahwa selain meningkatkan kewaspadaan, umat manusia perlu mendekatkan diri dengan Sang Pencipta salah satunya melalui ritual "Pemelepeh Jagat".

"Intinya upacara ini memohon kerahayuan supaya keamanan dan ketertiban selalu ada dan kita terhindar dari bencana," ucap Pastika. (Dwa)

Pewarta: oleh Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014