Denpasar (Antara Bali) - Pengamat budaya dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Ketut Sumadi menilai, nenek moyang orang Bali memiliki perilaku hidup bersahabat dengan alam dan hal itu bermanfaat dalam menjaga Pulau Dewata.
"Kondisi demikian mampu membuat wisatawan terpesona, terutama orang-orang Barat yang berpetualang dan berwisata ke Bali," kata Dr Ketut Sumadi yang juga Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana IHDN Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, jauh sebelum Indonesia merdeka kehadiran wisatawan dan orang barat di Bali itu kemudian menuliskan pengalamannya dan menginformasikan hal tersebut kepada para sahabatnya di negeri Barat.
"Oleh orang-orang Barat, Bali dicitrakan sebagai Pulau Surga, sebuah pulau yang eksotik dengan perilaku penduduknya yang ramah tamah. Pencitraan Bali sebagai Pulau Surga mengundang semakin banyak orang Barat berwisata ke Bali di awal tahun 1930-an," ujar Ketut Sumadi.
Bahkan Bali kala itu dinilai sebagai surga terakhir sehingga semakin terkenal ke penjuru dunia yang hingga kini menjadi destinasi pariwisata dunia. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kondisi demikian mampu membuat wisatawan terpesona, terutama orang-orang Barat yang berpetualang dan berwisata ke Bali," kata Dr Ketut Sumadi yang juga Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana IHDN Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, jauh sebelum Indonesia merdeka kehadiran wisatawan dan orang barat di Bali itu kemudian menuliskan pengalamannya dan menginformasikan hal tersebut kepada para sahabatnya di negeri Barat.
"Oleh orang-orang Barat, Bali dicitrakan sebagai Pulau Surga, sebuah pulau yang eksotik dengan perilaku penduduknya yang ramah tamah. Pencitraan Bali sebagai Pulau Surga mengundang semakin banyak orang Barat berwisata ke Bali di awal tahun 1930-an," ujar Ketut Sumadi.
Bahkan Bali kala itu dinilai sebagai surga terakhir sehingga semakin terkenal ke penjuru dunia yang hingga kini menjadi destinasi pariwisata dunia. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014